Mata Kuliah:
Geomatika dan Hari/tanggal:
Rabu, 7 Maret 2012
Inderaja Kehutanan Waktu : 14.00-17.00 WIB
RADIOMETRIC ENHANCEMENT
Oleh:
KELOMPOK 1
1.
Jajang Roni A. Kholik (E14090090)
2.
Nadya Susetya Ningtyas (E14090071)
Dosen:
Dr. Nining Puspaningsih, M.Si.
Asisten:
1.
Putu Indra
Divayana, S. Hut
2.
Erry Maulana W (E14070122)
3.
Aditya Sani Sasmita (E14070106)
4.
I Putu Arimbawa (E14070015)
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
I.
TINJAUAN PUSTAKA
Penginderaan jauh dapat
diartikan sebagai suatu proses membaca. Dengan menggunakan berbagai sensor kita
mengumpulkan data dari jarak jauh yang dapat dianalisis untuk mendapatkan
informasi tentang obyek, daerah, atau fenomena yang
diteliti. Pengumpulan data dari jarak jauh dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk, termasuk variasi agihan daya, agihan gelombang bunyi atau agihan energi
elektromagnetik (Lillesand dan Keifer, 1979).
Koreksi citra merupakan prosedur operasi agar data sesuai
dengan aslinya. Sebab citra hasil rekaman sensor penginderaan jauh mengalami
berbagai distorsi yang disebabkan oleh gerakan sensor, faktor media antara, dan
faktor objeknya sendiri, sehingga perlu dibetulkan atau dipulihkan kembali.
Koreksi citra terdiri dari koreksi geometrik dan koreksi radiometrik (Suratijaya, 2007).
Selain itu, adapula perbaikan citra (image enhancement)
bertujuan untuk meningkatkan mutu citra, baik untuk memperoleh keindahan gambar
maupun kepentingan analisis citra.
Secara umum teknik perbaikan citra terdiri dari perbaikan spasial (spatial
enhancement), perbaikan radiometrik (radiometric enhancement), dan perbaikan
spektral (spectral enhancement) (Suratijaya, 2007).
Spasial enhancement bertujuan memperbaiki citra
(memberikan efek kontras, penajaman tepi, dan atau penghalusan
citra) dengan menggunakan nilai-nilai pixel
yang bersangkutan dan yang ada di sekitarnya. Sedangkan radiometrik enhancement
adalah teknik memperbaiki citra menggunakan nilai individu pixel yang
bersangkutan saja. Teknik manipulasi citra dilakukan dengan menggunakan
modifikasi histogram. Pengertian dari spectral
enhancement adalah teknik perbaikan citra menggunakan masing-masing pixel
sejumlah band (basis multi-band), meliputi analisis komponen utama (principal
component), komponen baku, komponen vegetasi, transformasi warna berdasarkan
kontras intensitas siturasi, dan perentangan dekorelasi (Suratijaya, 2007).
II.
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Praktikum Geometika dan Inderaja Kehutanan dengan judul materi
Radiometric Enhancement ini dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 7 Maret 2012 mulai pukul 14.00-17.00 WIB yang bertempat di Laboratorium
Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB.
2.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Laptop
2.
Software ERDAS IMAGINE 9.1
3.
Microsoft word
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Alat tulis
2.
Data citra satelit Jakarta Utara tahun 1990 dan 1992
2.3
Cara Kerja
1.
Buka software
ERDAS IMAGINE 9.1 pada layar komputer.
2.
Buka viewer baru dan pilih file contoh: jakut_tm90.img
3.
Buka raster >
contras > general contras
4.
Pada contras
adjust diantas, pilih method yang akan digunakan misalnya pada raster di atas
dipilih metode histogram equalization kemudian tekan apply.
5.
Tekan breakpoint untuk memunculkan nilai editor
histogram dari metode yang tadi dipilih.
6.
Tekan tanda tabel (lookup value) di samping kiri
histogram untuk memunculkan nilai-nilai variasi warna yang dihasilkan dari
metode tersebut.
7.
Untuk melakukan matching file citra, pilih Interpreter > radiometric
enhancement > histogram match.
8. Masukan input file berupa file jakut_tm90.img sebagai citra yang akan di
matching, masukan input file to match berupa file jakut_Ttm92.img sebagai citra
yang akan menjadi contoh hasil inputnya nanti, dan masukan nama sembarang pada
kolom output file sebagai hasil dari histogram matchingnya lalu tekan OK
Gambar 1. Hasil matching
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Citra Awal Jakut_tm92.img
METODE
HISTOGRAM EQUALIZATION
METODE
STANDARD DEVIASI
METODE
GAUSSIAN
METODE
LINEAR
METODE
PERCENTAGE LUT
METODE
HISTOGRAM MATCHING
Hasil Matching
3.2
Pembahasan
Pada proses radiometric enhancement (perbaikan
radiometrik) terdapat beberapa tahapan yang harus
dilalui.
Radiometrik enhancement ini menggunakan modifikasi histogram yang terdiri atas
histogram matching dan histogram equalization.
Histogram matching bertujuan mencocokkan antara dua
hasil citra yang berbeda tahun pengambilan
citranya misalnya: Jakarta Utara tahun 1990 dan 1992, sehingga tahun 1990 sebagai input file dan tahun 1992 sebagai input file to match. Sedangkan
metode histogram
equalization hanya memasukkan satu hasil citra sebagai input filenya.
Tabel 1.
Hasil Perbaikan Radiometrik Dengan Berbagai Metode
No
|
Metode
|
Vegetasi
|
Tanah
|
Air
|
1
|
Histogram Equalization
|
13
|
8
|
7
|
2
|
Linear
|
2
|
2
|
4
|
3
|
Gaussian
|
13
|
8
|
9
|
4
|
Standar Deviasi
|
5
|
4
|
4
|
5
|
Persentage LUT
|
4
|
4
|
4
|
Pada
citra Jakut_tm92.img berdasarkan tabel 1. di atas misalnya, dengan menggunakan metode Histogram Equalization menghasilkan 13 macam variasi warna untuk vegetasi (histogram warna red) yaitu pada break point (x,y)
sebagai berikut: {(0,0), (14,0), (15,3), …….,
(79,255), dan (255,255)}, terdapat 8 macam variasi
warna pada tanah (histogram warna green) yaitu pada break point (x,y)
sebagai berikut: {(0,0), (34,1), ……, dan (255,255)} dan terdapat 7 macam variasi
warna pada air (histogram warna blue) yaitu pada break point (x,y) sebagai
berikut: {(0,0), ……, dan (255,255)}. Selanjutnya jika menggunakan metode Standard Deviasi, menghasilkan 5 macam variasi
warna vegetasi,
4 macam variasi warna tanah, dan 4 macam variasi warna air. Pada metode Gaussian menghasilkan 13 macam variasi
warna vegetasi,
8 macam variasi warna tanah, dan 9 macam variasi warna air. Berbeda halnya jika menggunakan metode Linear hanya terdapat 2 macam
variasi warna vegetasi, 2 macam variasi warna tanah, dan 4 macam variasi warna air dan terakhir dengan menggunakan metode Percentage LUT terdapat 4 macam
variasi warna vegetasi, 4 macam variasi warna tanah, dan 4 macam variasi warna untuk interpretasi warna air.
Apabila
dibandingkan dari beberapa metode di atas, metode yang menghasilkan variasi
warna paling tinggi atau paling banyak adalah metode Gaussian dengan
menghasilkan variasi warna vegetasi, tanah, dan air masing-masing
sebanyak: 13,
8, dan 9 macam variasi warna. Kedua
tertinggi adalah metode histogram equalization dengan
variasi warna vegetasi, tanah, dan air masing-masing sebanyak: 13, 8, dan 7 macam variasi warna.
Sedangkan metode yang paling sedikit menghasilkan variasi warna adalah metode
linear dengan variasi warna vegetasi, tanah, dan air masing-masing sebanyak: 2, 2, dan 4 macam variasi warna.
Praktek
selanjutnya adalah analisis citra dengan menggunakan histogram matching. Setelah dilakukan histogram matching pada citra
Jakut_tm90.img yang memiliki 4 macam
variasi warna vegetasi, 10 macam variasi untuk
warna tanah,
dan 10 macam variasi untuk warna air dengan citra
Jakut_tm92.img yang memiliki 4 macam variasi
warna vegetasi,
4 macam variasi warna tanah, dan 4 macam variasi warna air, menghasilkan histogram match antara citra
Jakut_tm90.img dengan citra Jakut_tm92.img yang memiliki 5 macam variasi warna vegetasi, 4 macam variasi
warna tanah,
dan 4 macam variasi warna air.
Histogram match dengan citra Jakut_tm90.img sebagai input
file dan citra Jakut_tm92.img sebagai input file to match. Tampilan contrast
yang digunakan pada kedua citra tersebut yaitu metode histogram matching dengan band combination (kombinasi multiband) 4-3-2. Hasil histogram match antara kedua citra tersebut (Jakut_tm90.img dengan
citra Jakut_tm92.img) menunjukkan bahwa
tampilan kontrasnya berubah sedikit lebih
baik akan tetapi, hasilnya cenderung lebih mirip dengan tampilan
citra Jakut_tm90.img. Hal ini disebabkan oleh unsur input filenya dari citra
Jakut_tm90.img dan hasil kemampuan
software histogram matching yang dilakukannya hanya bisa merubah kontras
menjadi lebih baik akan tetapi belum sampai pada kontras warna dari citra Jakut_tm92.img.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil radiometric enhachement
(perbaikan
radiometrik) terhadap citra Jakut_tm90.img dan citra Jakut_tm92.img
maka dapat disimpulkan bahwa tampilan hasil histogram matching
cenderung lebih mirip dengan citra Jakut_tm90.img dengan menghasilkan 5 macam variasi warna pada vegetasi, 4 macam variasi warna pada tanah, dan 4 macam variasi warna pada air. Selanjutnya
berdasarkan hasil penggunaan dan perbandingan beberapa metode, hasil analisis
yang menghasilkan variasi warna lebih
banyak adalah metode Gaussian dan histogram equalization dengan menghasilkan variasi warna
vegetasi, tanah, dan air masing-masing sebanyak: 13, 8, dan 9 macam variasi warna, dan untuk histogram equalization menghasilkan 13, 8, dan 7 macam variasi warna. Sedangkan metode yang paling sedikit
menghasilkan variasi warna adalah metode linear dengan variasi warna vegetasi,
tanah, dan air masing-masing sebanyak: 2, 2, dan 4 macam variasi warna.
DAFTAR
PUSTAKA
Jaya, I.N.S. 2007. Analisis Citra Dijital: Perspektif Penginderaan Jauh
untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor: Fakultas
Kehutanan IPB.
Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image
Interpretation. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York,
Singapore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar