Mata Kuliah:
Geomatika dan Hari/tanggal:
Rabu, 22 Februari 2012
Inderaja Kehutanan Waktu : 14.00-17.00 WIB
PENGENALAN KARAKTERISTIK
CITRA
SATELIT OPTIK
Oleh:
Jajang Roni Aunul Kholik E14090090
Asisten:
Edwine
S P. S. Hut
Sri
Wahyuni E14070017
Aditya
Sani Sasmita E14070106
Aditya
Pradhana E14070116
Erry
Maulana W. E14070122
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PEMBAHASAN
CITRA IKONOS
Ketika perang Irak berlangsung, fasilitas Irak yang menjadi target militer
Amerika Serikat sering muncul di media massa melalui rekaman satelit IKONOS. IKONOS memang punya resolusi
spasial sangat tinggi, 1 meter untuk pankromatik dan 4 meter untuk
multispektral, sehingga hasilnya amat jelas. Tahun 1992 Kongres AS meloloskan
Undang-Undang Penginderaan Jauh Daratan (US Land Remote Sensing Act).
Undang-undang ini menyebutkan industri inderaja satelit komersial sangat
penting bagi kesejahteraan rakyat AS serta mengizinkan perusahaan-perusahaan
swasta mengembangkan, memiliki, mengoperasikan serta menjual data yang
dihasilkan.
Dua tahun sesudahnya, lisensi diberikan pada Space Imaging, EarthWatch, dan OrbImage,
yang kemudian merancang sistem dengan resolusi spasial 4 meter untuk moda
multispektral dan 1 meter untuk moda pankromatik. Satu lisensi lagi diberikan
pada West Indian Space -perusahaan patungan AS Israel-
untuk merancang sistem pencitraan dengan resolusi sedikit lebih rendah, 1,8
meter. Dari keempat perusahaan, Space
Imaging yang paling cepat meluncurkan satelit IKONOS serta
memasarkan datanya. Namun, IKONOS-1 gagal diluncurkan dan digantikan IKONOS-2,
1999.
Kelahiran satelit inderaja resolusi tinggi (lebih halus dari 10 meter)
untuk keperluan sipil sebenarnya dipicu oleh kebijakan pascaperang dingin,
bukan teknologi. Bisa dikatakan teknologi militer awal tahun 1970-an sudah
memungkinkan pencitraan dengan resolusi spasial kurang dari 10 meter. Kegagalan
serupa dialami EarlyBird yang diluncurkan EarthWatch. Sedang OrbImage
dan West Space Imaging masing-masing meluncurkan satelit Orbview
dan EROS. Sejak diluncurkan pada September 1999, Citra Satelit Bumi Space
Imaging’s IKONOS menyediakan data citra yang akurat, dimana menjadi standar
untuk produk-produk data satelit komersoal yang beresolusi tinggi. IKONOS
memproduksi citra 1-meter hitam dan putih (pankromatik) dan citra 4-meter
multispektral (red, blue, green dan near-infrared) yang dapat dikombinasikan
dengan berbagai cara untuk mengakomodasikan secara luas aplikasi citra
beresolusi tinggi.
Diluncurkan pada September 1999, IKONOS dimiliki dan dioperasikan oleh
Space Imaging. Disamping mempunyai kemampuan merekam citra multispetral pada
resolusi 4 meter, IKONOS dapat juga merekam obyek-obyek sekecil satu meter pada
hitam dan putih. Dengan kombinasi sifat-sifat multispektral pada citra 4-meter
dengan detail-detail data pada 1-meter, Citra IKONOS diproses untuk
menghasilkan 1-meter produk-produk berwarna. IKONOS adalah satelit komersial
beresolusi tinggi pertama yang ditempatkan di ruang angkasa. IKONOS dimiliki
oleh Sapce Imaging, sebuah perusahaan Observasi Bumi Amerika Serikat. Satelit
komersial beresolusi tinggi lainnya yang diketahui: Orbview-3 (OrbImage),
Quickbird (EarthWatch) dan EROS-A1 (West Indian Space). IKONOS diluncurkan pada
September 1999 dan pengumpulan data secara regular dilakukan sejak Maret 2000.
Sensor OSA pada satelit didasarkan pada prinsip pushbroom dan dapat secara
simultan mengambil citra pankromatik dan multispektral. IKONOS mengrimkan
resolusi spatial tertinggi sejauh yang dicapai oleh sebuah satelit sipil.
Bagian dari resolusi spasial yang tinggi juga mempunyai resolusi radiometrik
tinggi menggunakan 11-bit.
Tabel 1. Karakteristik IKONOS OSA
Sistem
|
SPOT-4
|
Orbit
|
680 km, 98.2o,
sun-synchronous, 10:30 AM crossing, rotasi 14 hari (repeat cycle)
|
Sensor
|
Optical Sensor Assembly (OSA)
|
Swath Width
|
11 km (12 µm CCD elements)
|
Off-track viewing
|
Tersedia ± 27o across-track
|
Revisit Time
|
1-3 hari
|
Band-band Spektral (µm)
|
0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2),
0.63-0.69 (3), 0.76-0.90 (4), 0.45-0.90 (PAN)
|
Ukuran Piksel Lapangan
(Resolusi spasial)
|
1 m (PAN), 4 m (band 1 . 4)
|
Arsip data
|
www.spaceimaging.com
|
Banyak aplikasi untuk data IKONOS yang dapat diketahui. Pemilik berharap
bahawa penggunaan lapanagn dapat dibayar untuk harga data komersial. Diharapkan
bahwa pada masa mendatang, 50% data foto udara akan digantikan oleh citra
beresolusi tinggi dari angkasa (camera pesawat digital akan banyak menggantikan
foto udara yang masih ada). Misi pertama IKONOS akan mendapatkan citra seluruh
kota-kota uatama Amerika Serikat. Sampai saat ini, pemetaan dan monitoring eral
perkotaan dari angkasa (tidak hanya di Amerika) hanya mungkin pada skala
terbatas. Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari skala kecil
hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru, tetapi juga memperbaharui
peta topografi yang sudah ada. Penggunaan potensial lain.
IKONOS adalah .precision agriculture. Hal ini digambarkan pada pengaturan
band multispektral, dimana mencakup band infra merah dekat (near-infrared).
Pembaharuan dari situasi lapangan dapat membantu petani untuk mengoptimalkan
penggunaan pupuk dan herbisida. Penggunaan pada poduk .gambar. dapat dilihat
pada sektor bisnis, media dan pariwisata.
CITRA LANDSAT
Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat
Dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1
(Earth Resources Technology Satellite)
pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa
sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS
(Multi Spectral Scanner) yang
mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1 dan ERTS-2 kemudian
setelah diluncurkan berganti nama menjadi LANDSAT 1 dan LANDSAT 2, diteruskan
dengan seri-seri berikutnya, yaitu LANDSAT 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah
LANDSAT 7 yang diorbitkan bulan Maret 1998 ini merupakan bentuk baru dari
LANDSAT 6 yang gagal mengorbit.
LANDSAT 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi
pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper) yang mempunyai
resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Sensor Thematic Mapper (TM) mengamati
obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3
adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat,
infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai
resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km
pada permukaan bumi. LANDSAT 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang
sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km
(Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).
Program LANDSAT merupakan tertua dalam program observasi bumi. LANDSAT
dimulai tahun 1972 dengan satelit LANDSAT-1 yang membawa sensor MSS
multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper (TM) ditempatkan pada sensor
MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners. Pada April 1999 LANDSAT-7
diluncurkan dengan membawa ETM+scanner. Saat ini, hanya LANDSAT-5 dan 7 sedang
beroperasi.
Tabel 2. Karakteristik ETM+ LANDSAT
Sistem
|
LANDSAT-7
|
Orbit
|
705 km, 98.2o, sun-synchronous,
10:00 AM crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)
|
Sensor
|
ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
|
Swath Width
|
185 km (FOV=15o)
|
Off-track viewing
|
Tidak tersedia
|
Revisit Time
|
16 hari
|
Band-band Spektral (µm)
|
0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2),
0.63-0.69 (3), 0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6), 2.08-2.34 (7),
0.50-0.90 (PAN)
|
Ukuran Piksel Lapangan
(Resolusi spasial)
|
15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7),
60 m band 6
|
Arsip data
|
earthexplorer.usgv.gov
|
Sistem LANDSAT merupakan milik Amerika
Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV (Return Beam
Vidicon), MSS (multispectral Scanner) dan TM (Thematic Mapper):
•
RBV merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra
“snapshot” dari permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap
selang waktu tertentu.
•
MSS merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam
data dengan cara men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris
tertentu.
•
TM merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai
resolusi spectral, spatial dan radiometric.
Tabel 3. Band pada LANDSAT-TM dan kegunaan (Lillesand dan Kiefer, 1997)
Band
|
Panjang
Gelombang (µm)
|
Spektral
|
Kegunaan
|
1
|
0.45 . 0.52
|
Biru
|
Tembus terhadap tubuh
air, dapat untuk pemetaan air, pantai, pemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan
kehutanan dan mengidentifikasi budidaya manusia
|
2
|
0.52 . 0.60
|
Hijau
|
Untuk pengukuran nilai
pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga untuk
pengamatan kenampakan budidaya manusia.
|
3
|
0.63 . 0.69
|
Merah
|
Dibuat untuk melihat
daerah yang menyerap klorofil, yang dapat digunakan untuk membantu dalam
pemisahan spesies tanaman juga untuk pengamatan budidaya manusia
|
4
|
0.76 . 0.90
|
Infra Merah
dekat
|
Untuk membedakan jenis
tumbuhan aktifitas dan kandungan biomas untuk membatasi tubuh air dan
pemisahan kelembaban tanah
|
5
|
1.55 - 1.75
|
Infra Merah
sedang
|
Menunjukkan kandungan
kelembaban tumbuhan dan kelembaban tanah, juga untuk membedakan salju dan
awan
|
6
|
10.4 - 12.5
|
Infra Merah
Termal
|
Untuk menganallisis
tegakan tumbuhan, pemisahan kelembaban tanah dan pemetaan panas
|
7
|
2.08 . 2.35
|
Infra Merah
sedang
|
Berguna untuk
pengenalan terhadap mineral dan jenis batuan, juga sensitif terhadap
kelembaban tumbuhan
|
Terdapat banyak aplikasi dari
data LANDSAT TM: pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan
tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk
pemetaan penutupan dan penggunaan lahan data LANDSAT TM lebih dipilih daripada
data SPOT multispektral karena terdapat band infra merah menengah. LANDSAT TM
adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band inframerah
termal. Data termal diperlukan untuk studi proses-proses energi pada permukaan
bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal yang diirigasi. Seperti
Tabel 2 menunjukkan aplikasi atau kegunaan utama prinsip pada berbagai band
LANDSAT TM.
CITRA LANDSAT TM/ETM+
LANDSAT TM/ETM+ merupakan
satelit sumberdaya bumi generasi baru. Satelit yang merupakan program lanjutan LANDSAT
ini dicirikan oleh alat penginderaan yang ditingkatkan resolusi spasial dan
kepekaan radiometriknya, laju pengiriman data yang lebih cepat, serta fokus
untuk penginderaan informasi yang berkaitan dengan vegetasi. Sebagai tambahan
terhadap empat saluran LANDSAT MSS (Multispectral scanning)
sebelumnya, LANDSAT TM/ETM+ akan membawa penyimpanan multispektral yang lebih
maju dan disebut pemeta tematik (thematic mapper /TM). Nama tersebut berkaitan dengan
tujuan terapan sistem data yang diarahkan pada teknik pengenalan pola spektral
yang akan menghasilkan citra terkelas (peta tematik). Pemeta tematik
direncanakan memiliki tujuh buah saluran spektral yang dirancang untuk
memaksimumkan kemampuan analisis vegetasi untuk terapan bidang pertanian.
(Lillesand dan Kiefer, 1997).
Sistem TM meliputi lebar sapuan (scanning) sebesar 185 km, direkam dengan menggunakan
tujuh saluran panjang gelombang tampak, tiga saluran panjang gelombang infra
merah dekat, dan satu saluran panjang gelombang inframerah thermal. Resolusi
radiometrik citra LANDSAT TM lebih baik dari citra LANDSAT MSS. Perbaikan pada
sinyal analog (nilai pantulan) dari setiap detektor diubah ke dalam bentuk
digital dengan bantuan sistem pengubah sinyal di satelit. Desain ETM+ (Enchanced Thematic Mapper Plus) titik beratnya untuk
keberlanjutan dari program LANDSAT 4 dan 5, yang sampai saat ini datanya masih
dapat direkam. Pola orbitnya juga dibuat sama dengan LANDSAT 4, 5, dan 6 yaitu
lebar sapuan 185 km. desain sensor ETM+ seperti ETM pada LANDSAT 6 ditambah dua
sistem model kalibrasi untuk gangguan radiasi matahari (dual mode solar calibrator system) dengan menambah
lampu kalibrasi untuk fasilitas koreksi radiometrik. Transisi data ke stasiun
penerima di bumi dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu:
(1)
Dikirim menggunakan gelombang radio,
(2)
Melalui relay satelit komunikasi TDRSS (Tracking and Data Relay Satellites System) yang akan
merekam kemudian mengirimkan ke stasiun penerima di bumi
(3)
data objek permukaan bumi direkam/disimpan lebih dahulu dalam
suatu panel (storage on board) atau tipe (wideband tipe recorder), baru kemudian dikirim ke
stasiun penerima di bumi.
Satelit LANDSAT 7 akan
dilengkapi dengan fasilitas penerima sistem posisi lokasi (Ground Positioning System/GPS Receiver) untuk
meningkatkan ketepatan letak satelit di dalam jalur orbitnya (Purwadhi,
2001).
SPOT-4
SPOT singkatan dari Systeme Pour I.Observation de la Terre. SPOT-1 diluncurkan
pada tahun 1986. SPOT dimiliki oleh konsorsium yang terdiri dari Pemerintah
Prancis, Swedia dan Belgia. SPOT pertama kali beroperasi dengan pushbroom
sensor CCD dengan kemampuan off-track viewing di ruang angkasa. Saat itu,
resolusi spasial 10 m untuk pankromatik tidak dapat ditiru.
Pada Maret 1998 sebuah kemajuan signifikan SPOT-4 diluncurkan: sensor HRVIR
mempunyai 4disamping 3 band dan instument VEGETATION ditambahkan. VEGETATION
didesain untuk hampir tiap hari dan akurat untuk monitoting bumi secara global.
Tabel 4. Karakteristik
SPOT-4 HRVIR
Sistem
|
SPOT-4
|
Orbit
|
835 km, 98.7o,
sun-synchronous, 10:30 AM crossing, rotasi 26 hari (repeat cycle)
|
Sensor
|
Dua sensor HRVIR (High
Resolution Visible and Infrared)
|
Swath Width
|
60 km (3000 pixels CCD-array)
|
Off-track viewing
|
Tersedia ± 27o across-track
|
Revisit Time
|
4-6 hari (tergantung pada
lintang)
|
Band-band Spektral (µm)
|
0.50-059 (1), 0.61-0.68
(2), 0.79-0.89 (3), 1.58-1.75 (4), 0.61-0.68 (PAN)
|
Ukuran Piksel Lapangan
(Resolusi spasial)
|
10 m (PAN), 20 m (band 1 . 4)
|
Arsip data
|
sirius.spotimage.fr
|
The Indian Remote Sensing (IRS)
Sistem satelit The Indian Remore Sensing (IRS) dibangun pada tahun 1980 untuk menyediakan informasi manajemen sumbedaya alam
yang berharga. Setelah sukses
meluncurkan Satelit IRS 1A dan 1B, IRS 1C diluncurkan pada 1995 dan IRS 1D pada 1997 oleh Pemerintah India. Citra
Pankromatik resolusi 5- meter yang dikumpulkan
oleh IRS-1C dan ID merupakan citra yang sesuai/ideal untuk perencanaan perkotaan, manajemen bencana, pemetaan dan
berbagai aplikasi yang membutuhkan
kombinasi unik pada citra resolusi tinngi, revisit frekuensi (resolusi temporal) yang tinggi dan cakupan rea
yang luas. Satelit ini memiliki kemampuan stereo
imaging, kemampuan gain dan cross-track imaging yang dapat diatur (Space Imaging, 2004) Sistem IRS telah muncul sebagai salah satu program yang
paling bergengsi pada industri citra
komersial. Fokus program IRS adalah untuk mengembangkan
teknologi ruang angkasa dan aplikasinya dalam mendukung pembangunan nasional. Dengan penekanan pada peningkatan
sumberdaya, IRS sangat penting untuk
memonitor keberadaan sumberdaya untuk pemanfaatan yang optimal. Manajemen sumberdaya telah menjadi kebutuhan
yang sangat penting dengan pembangunan
industri yang meningkat dan pertumbuhan populasi. Untuk menjaga kepentingan-kepentingan di atas, Departemen
Angkasa Luar Pemerintah India (the
Government of India Department of Space/DOS) telah memulai program IRS pada 1998 dengan peluncuran IRS 1A
diikuti oleh seri-seri satelit; 1B,
1C, 1D, P2, P3 dan yang terkini adalah RESOURCESTAT-1 (P6).
Data dari satelit tersebut telah membantu pada bidang seperti Misi Terpadu untuk Pembangunan Berkelanjutan (Integrated
Mission for Sustainable Development /IMSD),
Estimasi Luas da dan Produksi Tanaman Nasioanal (National Level Crop Acreage and Production Estimation
/CAPE), inventarisasi lahan kritis, longsor,
zoning and pemetaan hutan. Sejak tahun 1994, Space
Iamging telah bermitra dengan Antrix Corporation
Limited, sebuah divisi pada the Indian Space Research Organization (ISRO), untuk memasarkan dan mendistribusikan secara
ekslusif produks-produk satelit IRS dan stasiun
bumi (ground stations) di luar India. Space Imaging dan Antrix telah melakukan persetujuan untuk meningkatkan
kerjasama sampai 2010 dan bekerja
mengkomersialkan produk-produk citra IRS dan grund stations baik di dalam maupun di luar India.
Space imaging telah mengembangkan secara
ekstensif, jaringan pemerintah seluruh dunia
dan ground stations regional komersial yang mempunyai kemampuan untuk akses, download, proses dan
distribusi data IKONOS dan
produk-produknya. Melalui kerjasama dengan Amtrix dan Pemerintah India, Space Imaging juga telah mendirikan lebih
dari 14 IRS International ground statoins di
seluruh dunia dan saat ini menawarkan opsi untuk download RESOURCESTAT-1 melalui upgrade atau
multi-source ground stations. India berupaya keras dalam penginderaan jauh dan mempunyai
banyak misi operasional dan misi
pengembangan. Program Observasi bumu terpenting adalah Indian Remote Sensing (IRS) Programme. Diluncurkan
pada 1995 dan 1997, dua satelit
identik, IRS-1C dan IRS-1D membawa 3 sensor Wide Field Sensor (WiFS) didesain untuk pemetaan vegetasi regional,
Linear Self-Scanning Sensor 3 (LISS-3) dimana
menghasilkan data multispektral pada 4 band dengan resolusi spasial 24 m dan pankrokromatik.
Tabel 5. Karakteristik IRS-1D PAN
Sistem
|
IRS-1D
|
Orbit
|
817 km, 98.6o,
sun-synchronous, 10:30 AM crossing, rotasi 24
hari (repeat cycle)
|
Sensor
|
PAN (Panchromatic
Sensor)
|
Swath Width
|
70 km
|
Off-track viewing
|
Tersedia ± 26o
across-track
|
Revisit Time
|
5 hari
|
Band-band Spektral (µm)
|
0.50-075
|
Ukuran Piksel Lapangan
(Resolusi spasial)
|
6 m
|
Arsip data
|
www.spaceimaging.com
|
Pada sub seksi ini, telah tersedia karakteristik PAN sensor. Dalam beberapa tahu, sampai peluncuran IKONOS pada September
1999, IRS-1C dan 1D adalah satelit sipil
dengan resolusi spasial tertinggi. Aplikasi IRS sama dengan aplikasi dalam SPOT dan LANDSAT.
NOAA
NOAA singkatan dari National Oceanic and Atmospheric Administration, yang merupakan badan pemerintah Amerika Serikat. Sensor
pada misi NOAA yang relevan untuk
pengamatan bumi adalah Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR). Saat ini, dua
Satelit NOAA (14 dan 15) tengah beroperasi.
Tabel 6. Karakteristik AVHRR NOAA-15
Sistem
|
NOAA-15
|
Orbit
|
850 km, 98.8o,
sun-synchronous
|
Sensor
|
AVHRR-3 (Advanced Very
High Resolution Radiometer)
|
Swath Width
|
2800 km (FOV=110o)
|
Off-track viewing
|
Tidak tersedia
|
Revisit Time
|
2-14 kali tiap hari, tergantung
lintang
|
Band-band Spektral (µm)
|
0.58-0.68 (1),
0.73-1.10 (2), 3.55-3.93 (3), 10.3-11.3 (4),
11.4-12.4 (5)
|
Ukuran Piksel Lapangan
(Resolusi spasial)
|
1 km (pada nadir) 6 km
(pada limb), IFOV = 1.4 mrad
|
Arsip data
|
www.saa.noaa.gov
|
Sensor AVHRR mempunyai FOV sangat
lebar (110o) dan dan jarak yang jauh dari bumi, prinsip
whiskbroom menyebabkan perbedaan yang besar pada ground sel terukur dalam satu kali penyiaman (scanline). Data
citra standar produk-produk AVHRR
menghasilkan data citra dengan ukuran yang sama ukuran di lapangan (ground pixels).
Data AVHRR terutama digunakan
peramalan cuaca harian dimana memberikan data yang
lebih detail daripada Meteosat. Selain itu, juga dapat diterapkan secara luas pada banyak lahan dan perairan. Data AVHRR data digunakan untuk membuat Peta Suhu
Permukaan Laut (Sea Surface Temperature
maps/SST Maps), dimana dapat digunakan pada monitoring iklim, studi El Nino, deteksi arus laut untuk
memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan
ikan berlimpah, dan lain-lain. Peta Tutupan Awan (Cloud Cover Maps) yang berasal dari data AVHRR, digunakan untuk
edtimasi curah hujan, dimana dapat
menjadi input dalam model pertumbuhan tanaman. Selain itu, hasil pengolahan lain dari data AVHRR adalah Normalized
Difference Vegetation Index Maps (NDVI). Peta ini memberikan
indikasi tentang kuantitas biomassa (tons/ha). Data
NDVI, digunakan oleh FAO untuk Sistem Peringatan Dini Keamanan Pangan (Food Security Early Warning System
(FEWS). Data AVHRR sangat tepat untuk memetakan dan memonitor penggunaan
lahan regional dan memperkirakan
keseimbangan energi (energy balance) pada areal pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, I.N.S. 2002. Penginderaan
Jauh Satelit untuk Kehutanan. Bogor: Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB.
Loppies, Ronny. 2010. Karakteristik
dan Spesifikasi Satelit LANDSAT
(Bagian-1) (terhubung berkala) http://satelit-inderaja.blogspot.com/2010/10/ karakteristik-dan-spesifikasi-satelit.html (diakses 24 Februari 2012).
Thoha, A. Siddik. 2008. Karakteristik
Citra Satelit. Sumatera Utara: Departemen Kehutanan,
Fakultas Pertanian, USU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar