Nama : Jajang Roni Aunul Kholik
NIM : E14090090
LAPORAN ILMU PENYAKIT HUTAN
“PENGAMATAN MIKROSKOP DAN
PEMBUATAN PREPARAT”
Tabel 1.
Hasil data praktikum
Akar Zea mays
4x10
|
Akar Zea mays
10x10
|
Aspergillus Niger
|
Batang Zea mays
4x10
|
Batang Zea mays
10x10
|
Batang Zea mays
40x10
|
Daun Zea mays
4x10
|
Daun Zea mays
10x10
|
Rhizopus Sekat
|
Rhizopus Sekat Konidia
|
Stomata
4x10
|
Stomata
10x10
|
Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ini adalah mengenai pengamatan
struktur dan morfologi bagian tumbuhan yaitu bagian akar, batang, daun, dan
stomata jagung (Zea mays) serta
pengamatan bagian Rhizopus dengan perbesaran sekitar 4x10, 10x10, dan 40x10. Pada akar tanaman jagung setelah dilakukan pengamatan terdapat
epidermis, korteks, endodermis, floem, dan xylem serta bagian empulur. Akar
tanaman jagung (Zea mays) mempunyai
tipe akar polirkh yaitu memiliki jumlah ikatan xylem yang banyak. Struktur umum
dari bagian luar ke dalam adalah sebagai berikut: epidermis (pada akar muda, jika
tua digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus), kadang dijumpai
hypodermis sebagai derivate epidermis, parenkim, korteks, stele, dan berkas
pembuluh. Jaringan penyusun akar adalah epidermis,
korteks, endodermis, perisikel, dan stele (jaringan pengangkut).
Tanaman jagung mempunyai akar serabut
dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau
penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil,
kemudian akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke
atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar adventif berperan dalam pengambilan
air dan hara. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada
dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah
menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Fungsi lain dari akar secara umum adalah untuk mencari zat
hara, air, dan garam mineral dari dalam tanah. Selain itu, ada fungsi
khusus, misalnya sebagai penyimpan hasil fotosintesis (sebagai cadangan
makanan) (Mulyono, 2011).
Selanjutnya adalah pengamatan
bagian batang jagung. Secara umum, pada bagian batang jagung (Zea mays) tersusun atas epidermis yang
berkutikula dan kadang terdapat sistem jaringan dasar berupa korteks dan
empulur, dan jaringan pengangkut (xylem dan floem). Untuk jaringan pengangkut pada
tanaman jagung ini tersusun dalam berkas-berkas dan tersebar di seluruh
permukaan batang. Di antara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh
jaringan parenkim.
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang,
berbentuk silindris, terdiri atas sejumlah ruas, dan buku ruas. Pada buku ruas
terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang
menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama,
yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang
(pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan
bundles yang tinggi dan lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan
bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Genotipe jagung yang mepunyai
batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal
di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Mulyono, 2011).
Fungsi batang
yaitu untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu juga
sebagian alat transportasi yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan
dari akar ke daun dan jalan pengangkutan hasil amilasi dari daun ke bagian
lain, baik yang berada di bawah maupun diatas tanah. Struktur batang
tumbuhan berpembuluh sangat bervariasi.
Di antara
berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Daerah
parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim
penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar. Selain terdapat parenkim, dalam pengamatan pada bagian
batang juga terdapat kolenkim angular (kolenkim sudut) berupa penebalan dinding
sel yang terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel (Mulyono,
2011).
Ikatan pada batang Zea mays yang
memperlihatkan lacuna sebagai hasil perkembangan dari pemisahan perenkima dari
dua elemen protoxilem yang mengelilinginya. Pada
silinder pusat dibedakan dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang bisanya
sebelah luar. Setiap untaiannya disebut
berkas pembuluh. Berkas pebuluh yang floemnya hanya dibagian luar.
Pengamatan selanjutnya adalah mengenai daun jagung (Zea mays).
Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun
umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka
sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Pada daun Zea mays dapat dilihat stomata yang nampak jelas terlihat, stomata
pada Zea mays ini bertipe diasitik.
Tanaman jagung termasuk dalam golongan monokotil. Terdapat
sel kipas atau buliform yang fungsinya untuk pelekukan pada saat musim kemarau.
Selain itu, juga terdapat seludang pembuluh. Jaringan mesofilnya tersusun atas
sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons.
Pada daun terdapat jaringan epidermis yaitu pada daun jagung struktur
selnya rapat, dilapisi kutikula (lapisan lilin), antara permukaan atas dan
bawah umunya berbeda. Pada daun jagung, sel epidermis hanya terdiri dari satu
lapisan sel saja. Jaringan selanjutnya adalah jaringan dasar. Pada jaringan ini
akan banyak ditemukan mesofil yang merupakan bagian utama dari helai daun dan
mengandung kloroplas serta ruang antar sel. Biasanya terdiri dari jaringan
tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spongi). Ketiga adalah jaringan
pembuluh, Pada daun, jaringaaan ini letaknya tersebar di seluruh daun dengan
pola tertentu yang membentuk sistem yang saling berikatan, yang biasa kita
kenal dengan sistem tulang daun (Mulyono,
2011).
Pengamatan selanjutnya adalah stomata. Stomata adalah celah yang
terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau,
lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri
atas bagian-bagian yaitu: sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang
udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan
gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama
tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau
lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan
lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel
penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan
pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel
penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di
samping sebuah sel penutup.
Letak stomata pada Zea mays
tersusun berderet sejajar. Sel penutupnya berbentuk seperti halter yang bagian
ujungnya membesar dan berdinding tipis. Bagian tengahnya memanjang, berdinding
tebal, dan lumennya sempit. Jaringan penutup pada
tumbuhan berfungsi sebagai pelindung organ-organ dari pengaruh luar
yaitu berupa: epidermis, stomata, trikoma, dan endodermis.
Pengamatan terakhir adalah
mengenai miselium. Bagian hifa yang dapat dengan mudah dilihat dengan mata telanjang ataupun
melalui mikroskop apabila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk
koloni-koloni pada bagian tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan
biasa dikenal sebagai miselium. Berdasarkan
hasil pengamatan menunjukkan bahwa miselium yang didapat adalah bersekat
seperti terlihat pada bagian tabel gambar hasil pengamatan. Adapun hifa adalah struktur biologis berupa benang-benang halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetatif berbagai fungi ("kerajaan
jamur"). Dengan kata lain, hifa adalah bentuk tubuh jamur yang
sesungguhnya. Struktur berbentuk mirip payung yang biasa dikenal orang sebagai
jamur tidak lain hanyalah alat reproduksi yang dikenal sebagai tubuh buah, yang muncul
hanya sewaktu-waktu (Wikipedia, 2011).
Bagi fungi, hifa memiliki peran yang sedikit banyak
seperti akar dan daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa tumbuh menyebar ke
dalam tubuh atau semua bagian organisme. Bentuk hifa yang halus memperluas
permukaan kontak dengan substrat (objek makanannya). Hifa kemudian melepaskan
enzim atau substansi lain (khususnya pada fungi yang hidup pada jaringan hidup)
pada substrat agar kemudian dihasilkan senyawa-senyawa kimia tertentu (terutama
karbohidrat). Hifa kemudian kembali menyerap senyawa-senyawa kimia ini untuk
dimanfaatkannya dalam metabolisme internal.
Seberkas hifa adalah sel tunggal. Satu koloni hifa yang dapat
dianggap kumpulan sel-sel raksasa pada umumnya berbentuk lingkaran dengan
diameter beberapa centimeter. Hifa dahulu dipakai untuk membedakan kelas-kelas
pada fungi. Fungi dengan hifa tidak bersekat (Phycomycetes, "jamur
ganggang") dibedakan dari yang bersekat (Ascomycetes, Basidiomycetes,
dan Deuteromycetes) (Wikipedia, 2011).
Daftar Pustaka
Mulyono, Arif A. 2011.
Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays).
[terhubung berkala] http://blog.djarumbeasiswaplus.org/arifagungmulyono/2011/12/26/ %E2%80%9Cmorfologi-tanaman-jagung-zea-mays-l%E2%80%9D/ ?wpmp switcher=mobile&wpmp_tp=1 [diakses tanggal 21 Maret 2012]
Wikipedia. 2011. Hifa.
[terhubung berkala] http://id.wikipedia.org/wiki/Hifa
[diakses tanggal 20 Maret 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar