Mata Kuliah:
Geomatika dan Hari/tanggal:
Rabu, 21 Maret 2012
Inderaja Kehutanan Waktu : 14.00-17.00 WIB
KOREKSI GEOMETRIK
Oleh:
KELOMPOK 1
1.
Nadya Susetya Ningtyas (E14090071)
2.
Jajang Roni A. Kholik (E14090090)
Dosen :
Dr. Nining Puspaningsih, M.Si.
Asisten :
1.
Edwine S P. S. Hut.
2.
I Putu Arimbawa P (E14070015)
3.
Sri Wahyuni (E14070017)
4.
Eri Septyawardani (E14070022)
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Satelit
penginderaan jarak jauh dibedakan berdasarkan jenis gelombang mikro yang
digunakan, yaitu sistem pasif (optik) dan sistem aktif (radar). Pada sistem
pasif, sensor merekam objek (permukaan bumi) yang mendapat sinar matahari
sebagai sumber energi, sehingga kualitas citranya bergantung pada intensitas
sinar matahari. Apabila objek tertutup awan, maka objek tidak terlihat atau
tidak tergambarkan. Pada sistem aktif, sensor merekam objek menggunakan energi
elektromagnetik buatan yang dipancarkan dari sensor dan kemudian diterima
kembali oleh antena. Energi elektromagnetik tersebut berupa gelombang pendek
dengan panjang gelombang bervariasi (2,60-30 cm) dan mempunyai kemampuan
menembus awan, sehingga tidak terpengaruh cahaya matahari.
Perbaikan
citra mencakup koreksi radiometrik dan geometrik. Koreksi radiometrik dilakukan
karena adanya efek atmosferik yang mengakibatkan kenampakan bumi tidak terlalu
tajam. Sedangkan koreksi geometrik merupakan upaya memperbaiki citra dari
pengaruh kelengkungan bumi dan gerakan muka bumi dengan cara menyesuaikannya
dengan koordinat bumi, sehingga sesuai dengan koordinat peta dunia.
Setiap
posisi titik-titik/ pixel-pixel citra, apabila
dibandingkan dengan citra yang sama pada tahun yang berbeda tidak selalu tepat.
Oleh karena itu dilakukan koreksi geometrik. Dimana koreksi ini bertujuan untuk membetulkan posisi titik
atau pixel tersebut sehingga sesuai dengan posisi permukaan bumi.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses perbaikan citra dengan
koreksi geometrik menggunakan metode GCP.
II.
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Praktikum Geomatika dan Inderaja Kehutanan dengan judul materi
Koreksi Geometrik ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012 mulai
pukul 14.00-17.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Remote Sensing dan GIS,
Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB.
2.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Laptop
2.
Software ERDAS IMAGINE 9.1
3.
Microsoft word dan excel
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Alat tulis
2.
Data citra satelit Jakarta Utara tahun 1988 dan 2000
2.3
Cara Kerja
1.
Buka software ERDAS IMAGINE 9.1 pada layar komputer.
2.
Buka viewer baru dengan memasukan data image citra
Jakut_tm88.img
3.
Kemudian buka data preparation > image geometric
correction.
4.
Muncul box set geo correction dan masukan select viewer yang
akan di koreksi berupa Jakut_tm88.img
5.
Ganti select geometric model dengan model Polynomial dan
kemudian open existing model. Pada polynomial model properties, pilihlah ordo 1
lalu tekan Close.
6.
Untuk menentukan GCP, Klik GCP Tool > pilih existing
viewer dan tekan OK.
7.
Apabila muncul reference map information, maka tekan OK.
8.
Setelah itu, akan muncul tabel informasi GCP Tool. Agar nilai
yang ada menjadi kosong, maka klik kanan pada layar bagian bawah point lalu
delete selection sehingga hasilnya akan menjadi tabel yang kosong.
9.
Cari 3 titik pada pixel yang sama di citra Jakut_tm88.img dan
Jakut_tm00.img agar nilai yang di dapat akurat. Setelah itu, pada titik ke-4
akan secara otomatis ditentukan bagian pixel yang sama.
10.
Tekan objek yang berbentuk belah ketupat pada geo correction
Tools untuk menampilkan hasil koreksi tadi dan di-overlap-kan pada citra
Jakut_tm00.img sehingga akan tampak gambar seperti dibawah ini.
11.
Masukan output file berupa Jakut_tm88_terkoreksi.img kemudian
ganti output cell sizes menjadi 30 x 30.
12.
Pada layer yang sudah dipilih tadi, kemudian dibuka di viewer
yang baru dan pilih raster option, pada pilihan raster option > unchek list
pada clear display dan chek list pada beckground transparent lalu tekan OK.
13.
Untuk menjalankan citra overlap hasil koreksi, maka tekan
utility > swipe pada viewer yang menampilkan citra hasil koreksi tadi.
Kemudian jalankan citra.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Gambar 1.
Citra Satelit jakut_tm88.img
|
Gambar 2.
Citra Satelit jakut_tm00.img
|
Gambar 3.
Citra Satelit jakut_tm88.img
|
Gambar 4.
Citra Satelit jakut_tm00.img
|
Gambar 5.
GPC 1
Gambar 7.
GCP 3
|
Gambar 6.
GCP 2
Gambar 8.
GCP 4
|
Gambar 9.
Citra Satelit yang telah dikoreksi geometrik
|
Gambar
10. Citra Satelit terkoreksi
|
Gambar
11. Viewer Swipe
|
Gambar
12. Citra Satelit terkoreksi
|
Gambar 13. GCP Tool
|
Tabel 1. Tabel GCP Tool nilai input jakut_tm88.img
Point ID
|
Color
|
X Input
|
Y Input
|
Color
|
X Ref
|
Y Ref
|
Type
|
X Residual
|
Y Residual
|
RMS Error
|
Contribution
|
Match
|
GCP #1
|
-1
|
617,465
|
-351,606
|
-1
|
704718,72
|
9319494,7
|
Control
|
0,01787
|
-0,0088
|
0,01995
|
0,403897
|
0,6739
|
GCP #2
|
-1
|
65,4722
|
-212,514
|
-1
|
688991,49
|
9326172,34
|
Control
|
0,03545
|
-0,0176
|
0,03959
|
0,801389
|
|
GCP #3
|
-1
|
358,556
|
-257,513
|
-1
|
697489,2
|
9323507,23
|
Control
|
-0,07581
|
0,03768
|
0,08466
|
1,713562
|
|
GCP #4
|
-1
|
614,569
|
-253,52
|
-1
|
705142,53
|
9322493,73
|
Control
|
0,02248
|
-0,0111
|
0,02511
|
0,508275
|
0,8466
|
3.2 Pembahasan
Pokok
bahasan pada praktikum ini adalah mengenai koreksi geometrik, dimana akibat pengaruh perputaran bumi, arah gerakan satelit, dan lengkung permukaan bumi, informasi posisi koordinat
citra satelit harus diperbaiki dan dibetulkan, yaitu antara
lain dapat dilakukan dengan menggunakan acuan
koordinat pada peta topografi. Proses ini
dikenal dengan koreksi geometrik.
Koreksi geometrik merupakan proses memposisikan citra
sehingga cocok dengan koordinat peta dunia yang sesungguhnya. Dalam proses ini
akan ditampilkan juga ketidaktepatan dalam memasukkan koordinat dengan letak
titik sesungguhnya. Pada dasarnya, kesalahan tersebut masih
dapat diterima sepanjang masih memenuhi kaidah-kaidah kartografi (Kuswondo, 2011).
Pada
kegiatan praktikum ini, jumlah titik yang dicatat koordinatnya ditentukan minimal empat titik
sesuai dengan rumus GCP minimum yang dihasilkan. Titik-titik tersebut dianjurkan
menyebar terutama pada daerah yang bertopografi berbukit sampai bergunung.
Dapat diperhatikan pada gambar hasil diatas bahwa lekukan-lekukan pada citra
yang akan dikoreksi mempunyai kenampakan yang kurang lebih sama dengan
kenampakan pada citra terkoreksi (Kuswondo, 2011).
Pada praktikum ini, koreksi geometrik yang
digunakan yaitu dengan metode non-sistematik (koreksi distorsi acak atau
random) dengan maksud memilih titik-titik GCP sesuai yang kita inginkan, dengan
menerapkan rumus transformasi polinomial dari sistem koordinat geografis ke
koordinat citra yang ditentukan dengan menggunakan titik kontrol tanah (GCP).
Titik-titik GCP yang dipilih harus pada objek yang tidak mudah berubah atau dengan kata lain bersifat permanen, misalnya persimpangan
jalan. GCP yang dipilih pada praktek ini adalah sebanyak 3 buah karena GCP minimum dengan menggunakan ordo 1 minimal 3 titik. Titik selanjutnya setelah titik ketiga dapat secara otomatis diketahui
letak titiknya oleh komputer dengan melihat pola-pola sebelumnya. Adapun syarat penempatan GCP yang baik adalah (1) berifat
permanen, (2) mudah ditemui di lapangan dan di citra, (3) distribusinya merata.
Maksud dari koreksi
geometrik adalah untuk mereduksi distorsi geometrik pada citra. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan mencari hubungan antara sistem koordinat citra dengan
sistem koordinat geografis (koordinat tanah) dengan menggunakan GCP (ground control points). Tujuan dari
proses ini adalah untuk mendapatkan nilai pixel yang benar pada posisi yang
tepat.
Dua jenis koreksi
geometrik yang sering digunakan adalah rektifikasi geometrik (geometric rectification) dan registrasi
geometrik (registration geometric).
Rektifikasi adalah proses membuat geometrik citra menjadi planimetrik. Prosesnya
adalah mencari nilai koordinat pixel GCP dengan koordinat peta yang sesuai.
Rektifikasi merupakan koreksi geometrik yang presisi, karena tiap pixel tidak hanya dapat dinyatakan dalam baris
dan kolom, akan tetapi juga dapat dinyatakan dalam
lintang dan bujur atau meter dalam sistem proyeksi yang baku setelah proses geometrik selesai. Koreksi ini digunakan
jika ingin mendapatkan luas area yang akurat dan arah serta jarak
yang tepat pada citra. Rektifikasi juga disebut sebagai Image to Image Rectification (Supriatna, dkk. 2002).
Kadangkala dalam
penggunaan citra tidak dibutuhkan koreksi geometrik yang tinggi, seperti dengan
membandingkan dua citra yang sama yang didapatkan pada waktu yang berbeda untuk
melihat perubahan yang terjadi pada daerah yang terekam pada citra. Rektifikasi
pada citra dapat dilakukan, tetapi mungkin hal ini tidak diperlukan. Maka dalam permasalahan ini, registrasi citra dapat digunakan yaitu dengan menyesuaikan posisi citra yang satu dengan
yang lainnya atau mentransformasikan koordinat citra yang satu ke koordinat
citra yang lainnya. Proses ini dikenal sebagai Image To Image Registration (Supriatna, dkk. 2002).
Kedua metode di atas pada dasarnya menggunakan prinsip pengolahan citra
yang sama. Perbedaannya pada rektifikasi citra yang menjadi acuan adalah peta
yang memiliki proyeksi yang baku. Sedangkan pada registrasi yang menjadi acuan
adalah citra. Perlu dicatat bahwa jika suatu citra dijadikan acuan dalam
meregistrasi citra lain, maka citra yang diregistrasi memiliki kesalahan geometris yang terjadi pada citra yang
menjadi acuan. Oleh karena itu, pada koreksi geometrik umumnya
menggunakan rektifikasi citra dengan menggunakan peta standar sebagai acuan.
Sedangkan georeferensi pada koreksi geometrik digunakan
untuk menambahkan informasi atau koordinat kedalam peta atau citra yang planimetris.
Resampling citra merupakan suatu
proses transformasi dengan cara memberikan nilai pixel citra terkoreksi.
Pelaksanaan resampling dilakukan dengan proses transformasi dari suatu sistem
koordinat yang satu ke sistem koordinat yang lain,
proses transformasi ini disebut dengan registrasi citra. Berdasarkan hasil yang
diperoleh RMSE yang didapat yaitu 0,0494. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
RMSE GCP < 0.5, maka ketelitian yang
didapat
sangat baik. Namun RMSE bukan merupakan patokan utama karena kesalahan dapat
terjadi jika salah penempatan GCP-nya yang
tidak tepat dan merata, sehingga ketika mencari GCP harus sampai melihat ke satuan pixelnya. Jika salah menempatkan GCP maka akan berpengaruh
pada posisi hasil reference-nya. Jika titik pertama sedikit salah atau melenceng, maka titik selanjutnya akan mengalami error yang
semakin besar. Proses ini akan menentukan proses-proses
berikutnya, terutama yang multi waktu.
Dari hasil citra satelit yang telah terkoreksi dapat
dilihat perubahan yang terjadi dalam 12 tahun terakhir dari Jakut tahun 1988
sampai Jakut tahun 2000 sangatlah tidak signifikan. Perubahan-perubahan yang
terlihat di antaranya adalah adanya lokasi yang mengalami pengerutan
wilayah, penghijauan, dan lain sebagainya. Misalnya saja pada koordinat 692645.64 dan 9323565.75 (SUMT
48/W6S84) terdapat perubahan vegetasi dari tahun 1988 menjadi tidak ada
vegetasi pada tahun 2000. Hal serupa juga terjadi pada citra satelit Jakut
dengan koordinat 695140.25 dan 9323827.34 (SUTM48/W6S84) dari adanya vegetasi pada tahun
1988 (pixel warna merah) menjadi tidak ada vegetasi tahun 2000 (pixel warna biru). Hal tersebut menandakan bahwa pada selang antara
tahun 1988 sampai dengan tahun 2000 telah mengalami beberapa perubahan kondisi
lahan yang ada.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil koreksi geometrik pada citra satelit
Jakut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa RMSE yang didapat adalah 0,0494.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika RMSE GCP < 0.5, maka ketelitian yang
didapat akan
sangat baik. Dari hasil citra satelit yang telah terkoreksi dapat dilihat
perubahan yang terjadi dalam 12 tahun terakhir dari Jakut tahun 1988 sampai
Jakut tahun 2000 sangatlah tidak signifikan. Perubahan-perubahan yang terlihat
di antaranya adalah adanya lokasi yang mengalami pengerutan
wilayah, penghijauan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswondo, Dodo. 2011. Prosedur Koreksi Geometrik. [terhubung berkala] http://kuswondo.wordpress.com
[diakses pada tanggal 22 Maret 2012].
Supriatna, Wahyu, dan Sukartono. 2002. Teknik Perbaikan Data Digital
(Koreksi dan Penajaman) Citra Satelit. Bogor:
Buletin Teknik
Pertanian Vol. 7 Nomor 1 tahun 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar