Mata Kuliah: Pengelolaan
Ekosistem Hari/tanggal : Jumat, 2 Maret 2012
Hutan dan DAS Waktu :
14.00-17.00 WIB
ANALISIS KARAKTERISTIK
DAS MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Oleh:
Jajang Roni Aunul Kholik
E14090090
Asisten:
1.
Diah Rany P.S., S.Hut.
2.
Soni Setia Budiawan E14070040
3.
Andri Rizky E14070097
4.
Dinda Talitha E14070105
LABORATORIUM HIDROLOGI HUTAN DAN DAERAH
ALIRAN SUNGAI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
DAS (Daerah Aliran Sungai) didefinisikan sebagai bentang
lahan yang dibatasi oleh punggung-punggung bukit yang apabila daerah tersebut
menerima curah hujan, maka CH tersebut yang sampai di permukaan tanah akan
disimpan dan dialirkan melalui permukaan miring, saluran pengaliran ke suatu
titik yang sama (outlet) muara sungai. Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan
oleh parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah,
geologi, vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan aktivitas manusia.
Batas-batas DAS dapat dikenali melalui analisis peta
kontur. Menarik batas DAS atau sub DAS di peta kontur dimulai dari titik
patusan ke arah bagian hulu, mengikuti punggung bukit yang bersambungan sampai
betemu kembali ke titik patusan yang sama. Titik patusan DAS ditentukan di
muara sungai di laut sedangkan titik patusan sub DAS ditentukan di titik
pertemuan anak sungai.
DAS memiliki ciri khas tertentu yang berbeda antar satu
DAS dengan DAS lainnya. Ciri yang khusus adalah dalam hal merespon, mengalirkan
curah hujan yang ada dan aliran permukaan. Salah satu tahapan yang bisa dibuat
adalah kegiatan morfometri DAS yaitu memprediksi bentuk alihragam curah hujan
menjadi limpasan melalui hidrograf satuan.
Kebutuhan data terkini dengan akurasi tinggi pada suatu areal
yang luas untuk memantau perubahan satu kesatuan pengelolaan DAS sangatlah
dibutuhkan. Data yang diperoleh dari teknologi Penginderaan Jauh (PJ) yang
telah di cek di lapangan digunakan sebagai masukan (input) bagi Sistem
Informasi Geografis (SIG) untuk selanjutnya diproses dan dianalisa sehingga
diperoleh peta ketinggian tempat, peta topografi, dan peta kemiringan lereng.
Bantuan PJ dan SIG sangat diperlukan untuk membantu keterbatasan dana, waktu,
dan tenaga kerja. Meskipun terbatas, namun dapat diperoleh akurasi tinggi
secara mudah, cepat dan murah setiap waktu.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur
morfometri DAS dengan tahapan dan aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
- Jaringan drainase (sungai dan anak sungai)
- Batas DAS atau sub DAS
- Ordo sungai, jumlah dan panjang sungai mulai dari ordo 1 sampai ordo terbesar (seluruh ordo) yang ada di seluruh sungai.
BAB II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Praktikum Analisis Karakteristik DAS Menggunakan Perangkat
Lunak Sistem Informasi Geografis dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Maret
2012 mulai pukul 14.00-17.00 WIB yang bertempat di RK LG 201, Fakultas
Kehutanan, IPB.
2.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Laptop
2.
Software Arch GIS Arc MAP 9.3
3.
Microsoft word dan excel
4.
Alat tulis
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Data Citra DAS Solo
2.3
Cara Kerja
1.
Buka software aplikasi ArcGIS-ArcMap 9.3
2.
Tambahkan data layer SRTM dengan buka di lokasi dimana data
disimpan, misal: D\Praktikum_DAS\srtm_dassolo
3.
Lakukan pemotongan raster dengan
masuk ke ArcToolbox Spatial Analyst
Tools Extraction Extract by Mask
4.
Lakukan pengukuran Morfometri DAS
dengan pemodelan
Hidrologi di ArcGIS menggunakan Fill Sink. Fill sink ini berfungsi untuk
menghapuskan piksel-piksel kecil yang tidak sempurna, masuk ke ArcToolbox Spatial Analyst Tool Hydrology
Fill
5.
Lakukan penentuan Pola Aliran dengan masuk ke ArcToolbox Spatial Analyst Tool Hydrology
Flow Direction
6.
Lakukan penentuan Flow Accumulation
yang
menghasilkan akumulasi aliran dari hasil arah aliran setiap sel dengan masuk ke
ArcToolbox Spatial Analyst Tool Hydrology Flow Accumulation
7. Penentuan Ordo Sungai (Stream Order) dengan masuk ke ArctoolBox >
Spatial Analyst Tools > Hydrology > Stream Order
8.
Konversi data raster ke dalam
vektor (Stream to Feature)
9.
Menghitung jumlah sungai ordo 1,
dst.
10.
Mengukur Panjang Sungai Ordo 1,2,
…, dst
11.
Membatasi DAS/ Sub-DAS dengan masuk
ke ArctoolBox > Spatial Analyst Tools > Hydrologi > Watershed
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Berikut adalah tampilan gambar-gambar hasil analisis data
dari citra satelit dengan menggunakan software ArcGIS ArcMAP 9.3.
1.
Flow Direction
2.
Flow Accumulation
3.
Ordo Sungai (Stream Orde)
4.
Batas Sub DAS Kali Madiun
Tabel 1. Atribut of
Stro_UTM (Jumlah Sungai tiap Ordo)
ARCID
|
GRID_CODE
|
FROM_NODE
|
TO_NODE
|
1
|
1
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
4
|
3
|
1
|
5
|
9
|
4
|
1
|
6
|
9
|
5
|
1
|
7
|
13
|
6
|
1
|
8
|
13
|
7
|
1
|
11
|
14
|
8
|
1
|
4
|
14
|
9
|
1
|
18
|
20
|
10
|
1
|
3
|
21
|
11
|
1
|
9
|
21
|
12
|
1
|
17
|
22
|
13
|
1
|
20
|
22
|
14
|
1
|
15
|
23
|
15
|
1
|
13
|
23
|
16
|
1
|
22
|
24
|
17
|
1
|
12
|
25
|
18
|
1
|
24
|
25
|
19
|
1
|
26
|
24
|
20
|
1
|
16
|
28
|
21
|
1
|
25
|
28
|
22
|
1
|
21
|
29
|
23
|
1
|
30
|
29
|
24
|
1
|
19
|
30
|
25
|
1
|
31
|
20
|
Tabel 2.
Atribut of Stro_UTM (Panjang Ordo Sungai)
ARCID
|
GRID_CODE
|
FROM_NODE
|
TO_NODE
|
Pjg_Ordo
|
1
|
1
|
1
|
4
|
770.07
|
2
|
1
|
2
|
4
|
782.06
|
3
|
1
|
5
|
9
|
1212.18
|
4
|
1
|
6
|
9
|
514.17
|
5
|
1
|
7
|
13
|
598.84
|
6
|
1
|
8
|
13
|
1193.14
|
7
|
1
|
11
|
14
|
679.57
|
8
|
1
|
4
|
14
|
1783.07
|
9
|
1
|
18
|
20
|
334.83
|
10
|
1
|
3
|
21
|
2465.43
|
11
|
1
|
9
|
21
|
1531.82
|
12
|
1
|
17
|
22
|
398.32
|
13
|
1
|
20
|
22
|
2082.32
|
14
|
1
|
15
|
23
|
732.01
|
15
|
1
|
13
|
23
|
881.61
|
16
|
1
|
22
|
24
|
331.78
|
17
|
1
|
12
|
25
|
1157.43
|
18
|
1
|
24
|
25
|
658.93
|
19
|
1
|
26
|
24
|
731.54
|
20
|
1
|
16
|
28
|
1153.53
|
21
|
1
|
25
|
28
|
260.36
|
22
|
1
|
21
|
29
|
835.14
|
23
|
1
|
30
|
29
|
1011.66
|
24
|
1
|
19
|
30
|
1156.43
|
25
|
1
|
31
|
20
|
2043.40
|
26
|
1
|
23
|
32
|
848.54
|
27
|
1
|
27
|
32
|
1761.46
|
28
|
1
|
10
|
30
|
4206.91
|
29
|
1
|
38
|
40
|
268.48
|
30
|
1
|
37
|
40
|
599.88
|
Tabel 3. Atribut of
Sum_Output (Jumlah Tiap Ordo 1-7)
Cnt_GRID_C
|
|
1
|
1078
|
2
|
548
|
3
|
288
|
4
|
152
|
5
|
35
|
6
|
25
|
7
|
13
|
3.2
Pembahasan
Praktikum analisis karakteristik DAS ini menggunakan alat
software komputer dengan nama ArcGIS ArcMap 9.3. Software ini bisa membuat para
peneliti yang mengamati karakter dan komponen DAS yang ada menjadi mudah dengan
tidak membutuhkan biaya tinggi. Selain itu, dengan adanya sotfware ini bisa
menghasilkan beberapa nilai yang ada di hasil analisis citra suatu DAS sesuai
dengan yang diinginkan oleh analis diantaranya yaitu berupa koordinat UTM,
Pembagian ordo sungai, panjang ordo sungai, dan luas sungai yang terwakili oleh
suatu DAS.
Pengamatan pertama adalah menentukan flow direction (Pola
aliran) yang diidentifikasi berdasarkan informasi ketinggian dan kemiringan
dari nilai tiap-tiap pixel raster yang ada, sehingga dapat terbentuk arah
aliran sungai yang sebenarnya di lapangan dengan menggunakan data citra. Hasil
yang di dapat dari penentuan pola aliran ini adalah terbentuknya beberapa pola
yang menggambarkan aliran air yang mengalir di seluruh DAS dari mulai hulu
sampai ke outlet tertentu di hilir. Penentuan selanjutnya adalah berupa
penentuan flow accumulation (Pola akumulasi aliran). Hasil dari penentuan pola
akumulasi aliran ini adalah menghasilkan akumulasi aliran dari hasil arah
aliran tiap sel yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan drainase yang
ada pada suatu sungai tertentu.
Kegiatan ketiga adalah penentuan ordo sungai dimana pada
praktikum ini menghasilkan sebanyak 7 ordo sungai mulai dari ordo 1 sampai
dengan ordo 7 dengan ditampilkan dalam beberapa variasi warna tertentu supaya
dapat diketahui perbedaan masing-masing ordo yang ada di DAS tersebut. Tujuan
dari proses ini adalah menentukan urutan secara numerik untuk link/tautan dalam
jaringan sungai. Pada dunia nyata, terdapat dua metode dalam penentuan ordo
sungai ini yaitu: metode Strahler dan Shreve. Namun, pada kegiatan praktikum
ini menggunakan metode Strahler tahun 1952, dimana ketentuannya adalah suatu ordo
sungai akan bertambah nilai angka ordonya apabila sungai pada setiap ordo yang
bernilai sama saling berpotongan satu sama lain bertemu di suatu titik (Asdak,
1995).
Kegiatan terakhir pada penentuan analisis ini adalah
membentuk batas-batas sungai (DAS/Sub DAS) yang ada. Batas Daerah aliran sungai
(DAS) tersebut dapat digambarkan dengan menghitung arah aliran dan stream link
dengan menggunakan fungsi Watershed untuk
menentukan wilayah cakupannya. Hasil daripada kegiatan ini adalah dapat
menbagi-bagi suatu DAS menjadi beberapa wilayah sub DAS yang mempunyai cakupan
wilayah dan aliran sungai yang tertentu (Danoedoro, 1996).
Berdasarkan tabel 1. tentang penentuan jumlah sub ordo
sungai yang ada pada DAS Solo ini, menghasilkan beberapa data ordo sungai yang
ada. Sebagai contohnya, pada titik no 1 terdapat 1 cabang/ordo yang menjadi
cabang dari titik tersebut (from node) dan 4 ordo sungai yang menuju ke titik
no 1 tersebut (to node). Selanjutnya pada titik no 2 terdapat 2 cabang/ordo
yang menjadi cabang dari titik tersebut serta ada 4 sungai yang mengalir menuju
ke daerah titik tersebut. Begitu pula pada titik no 3 terdapat 5 cabang/ordo
yang menjadi cabang dari titik tersebut (from node) dan 9 ordo sungai yang
menuju ke titik no 3 tersebut (to node).
Pada table 2. menunjukkan nilai panjang dari suatu ordo
sungai yang ada. Misalnya: pada titik titik no 1 terdapat 1 cabang/ordo yang
menjadi cabang dari titik tersebut (from node) dan 4 ordo sungai yang menuju ke
titik no 1 tersebut (to node) mempunyai panjang total dari semua ordo pada
titik tersebut adalah 770.07 meter, pada titik no 2 terdapat 2 cabang/ordo dan 4
cabang/ordo yang menuju ke titik 2 tersebut mempunyai panjang 782.06 meter, dan
seterusnya. Sama halnya seperti pada
tabel 1, jika terdapat pertemuan antar ordo sungai satu dengan yang lainnya yang
bernilai sama di suatu titik tertentu akan menghasilkan satu ordo yang
menunjukkan satu tingkat lebih atas daripadanya.
Pada DAS Solo ini terdapat tujuh ordo sungai dengan jumlah
berbeda tiap ordonya yaitu seperti yang dijelaskan pada tabel berikut (tabel
3):
GRID_CODE
|
Cnt_GRID_C
|
1
|
1078
|
2
|
548
|
3
|
288
|
4
|
152
|
5
|
35
|
6
|
25
|
7
|
13
|
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada DAS Solo
tersebut terdapat tujuh tingkatan ordo sungai dengan rincian sebagai berikut:
jumlah ordo 1 yang ada adalah sebanyak 1078, pada ordo 2 sebanyak 548, ordo 3
sebanyak 288, ordo 4 sebanyak 152, ordo 5 sebanyak 35, ordo 6 sebanyak 25, dan
ordo 7 sebagai ordo terbesar di DAS tersebut mempunyai jumlah sebanyak 13.
Batas-batas DAS dapat dikenali melalui analisis peta
kontur. Menarik batas DAS atau sub DAS di peta kontur dimulai dari titik
patusan ke arah bagian hulu, mengikuti punggung bukit yang bersambungan sampai
bertemu kembali ke titik patusan yang sama. Titik patusan DAS ditentukan di
muara sungai di laut sedangkan titik patusan sub DAS ditentukan di titik
pertemuan anak sungai. Pada DAS Solo ini, batas-batas DAS ditunjukan dengan
adanya garis imaginer yang merupakan gambaran dari setiap punggung bukit. Pada
dasarnya, batasan DAS biasanya ditandai dengan adanya dua punggung bukit yang
saling berdekatan sehingga lembah antara punggung bukit tersebut merupakan
aliran DAS-nya. Selain dari punggung bukit, sebuah DAS biasanya dapat dilihat
dari adanya garis kontur. Sebuah DAS apabila dihubungkan dengan garis kontur,
maka sebuah DAS akan saling tegak lurus dengan garis kontur yang ada
(Sudarisman, 1997).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya dan dengan memperhatikan tujuan yang ada, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Pengamatan pertama pada praktikum ini adalah menentukan flow
direction (Pola aliran) yang diidentifikasi berdasarkan informasi ketinggian
dan kemiringan dari nilai tiap-tiap pixel raster yang ada, selanjutnya adalah
berupa penentuan flow accumulation (Pola akumulasi aliran). Tahap ketiga
dilakukan penentuan ordo sungai dimana pada praktikum ini menghasilkan sebanyak
7 ordo sungai mulai dari ordo 1 sampai dengan ordo 7 dengan ditampilkan dalam
beberapa variasi warna tertentu. Kegiatan terakhir pada penentuan analisis ini
adalah membentuk batas-batas sungai (DAS/Sub DAS).
2.
Pada table 2. menunjukkan nilai panjang dari suatu ordo
sungai yang ada. Misalnya: pada titik titik no 1 terdapat 1 cabang/ordo yang
menjadi cabang dari titik tersebut (from node) dan 4 ordo sungai yang menuju ke
titik no 1 tersebut (to node) mempunyai panjang total dari semua ordo pada
titik tersebut adalah 770.07 meter.
3.
Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pada DAS Solo tersebut
terdapat tujuh tingkatan ordo sungai dengan rincian sebagai berikut: jumlah
ordo 1 yang ada adalah sebanyak 1078, pada ordo 2 sebanyak 548, ordo 3 sebanyak
288, ordo 4 sebanyak 152, ordo 5 sebanyak 35, ordo 6 sebanyak 25, dan ordo 7
sebagai ordo terbesar di DAS tersebut mempunyai jumlah sebanyak 13.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi
dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya
dalam Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Sudarisman. 1997. Karekteristik Daerah Aliran Sungai (DAS). Jakarta: Buletin Kehutanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar