Jumat, 30 Maret 2012

ANALISIS TOPOGRAFI DAN WILAYAH HUJAN DALAM DAS


Mata Kuliah Pengelolaan                                Hari/tanggal : Jum’at/16 Maret 2012
Ekosistem Hutan dan DAS                            Tempat         : Rk.Geodesi Lt. 2

Laporan Praktikum
ANALISIS TOPOGRAFI DAN WILAYAH HUJAN
DALAM DAS

Kelompok Q
1. Indri Febriani                   E14090032
2. Lina Mahrunnisa              E14090046
3. Murdhani Purba               E14090047
4. Rahmad Supri A.             E14090109
5. Rendy Eka Saputra          E14090126

Asisten:
1. Diah Rany PS, S.Hut
2. Hilhamsyah Putra H.        E14070042
3. Rian Slamet                      E14070078
4. Andri Rizky                     E14070097


ipb_logo.png


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
            Bentang lahan adalah bentukan-bentukan di permukaan bumi yg terbentuk karena adanya tenaga endogen dan eksogen. Suatu bentang lahan memiliki kemiringan yang berbeda-beda. Kemiringan bentang lahan / lereng tersebut terbentuk akibat proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan. Kemiringan tersebut dapat digolongkan menjadi 5 kelas lereng. Elias (2008) membaginya menjadi datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam. Kemiringan dengan sudut 0o-8o digolongkan ke dalam kelas datar, kemiringan dengan sudut 8o-15o digolongkan ke dalam kelas landai, kemiringan dengan sudut 15o-25o digolongkan ke dalam kelas agak curam, kemiringan dengan sudut 25o-45o digolongkan ke dalam kelas curam, dan kemiringan dengan sudut > 45o digolongakan ke dalam kelas sangat curam. Sudut tersebut dapat diketahui secara manual maupun melalui teknologi citra digital.
            SIG atau bisa juga disebut GIS merupakan salah satu teknologi yang memberikan kemudahan untuk mendapatkan data mengenai kondisi fisik dan ekologi DAS. Salah satu jenis software yang menawarkan kemudahan dalam mengolah data morfometri DAS adalah ArcGIS. Software ArcGIS dapat membantu mengetahui kelas-kelas lereng dari suatu DAS (punggung-punggung bukitnya). Pemahaman tentang operasional software ArcGIS dalam mengetahui kelas lereng tersebut sangat penting, sehingga perlu adanya pelatihan yang mendasarinya.

1.2. Tujuan
            Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui teknik analisis topografi dalam menentukan indeks topografi DAS. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui beberapa teknik menentukan curah hujan wilayah.



BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Lokasi dan Waktu
            Praktikum kali ini dilaksanakan di Rk. LG201 (Ruang kuliah Geodesi Lt.2), Fakultas Kehutanan IPB pada Hari Jum’at tanggal 16 Maret 2012, pukul 14.00 s.d. 17.00 WIB.

2.2. Alat dan Bahan
            Alat yang dibutuhkan dalam aplikasi SIG untuk pengelolaan DAS adalah Laptop atau computer dan software ArcGIS versi 9.3. Sedangkan bahan yang harus dipersiapkan adalah 2 data dasar, diantaranya:
a. Digital Elevation Model (DEM) yang dituangkan dalam Shuttle Radar Topography modeling (SRTM) resolusi 90 meter, dan
b. Batas Sub DAS Kali Madiun, DAS Solo, BPDAS Solo.

2.3. Metode
1. Pada Klasifikasi Lereng
A.  Membuka file dalam system UTM yaitu Madiun_UTM
B.  Membuka 3D Analysist dan Spatial Analysist di Customize
C.  Pada 3D Analysist → Surface Analysist → Slop
D. Selanjutnya pada output cell size 30, factor L dan percent, lalu diberi nama “slope_percent”
E.  Lalu hasil di print screen ke dalam word
F. Pada 3D Analysist → Reclassify → Input Raster → input “slope_percent” → Classification → Methode Manual → isi old value dan new value sesuai arahan → output → re_slope
G. Selanjutnya ubah ke picture → 3D Analyze → Convert → Raster to Feature → Out Picture → beri nama “slope_madiun”



2. Mencari Luasan
A. Langkah pertama adalah membuka attribute table → option → add file → pada luas mengisi hectares → pada type mengisi double → pada prescion mengisi 8 → pada scale mengisi 2
B. Membuka editor → start editing → calculate geometry → property area → unit → hectares → ok
C. Skip Table
D. Membuka layer baru → Tool box → spatial analysist to GIS → Hydrology → flow direction→ Input → madiun_UTM → output → fdr → ok
3. Mencari Panjang Lereng
A. Menggunakan Index use lay
     Slope factor   = ([.43+.3*[slope]+0.43* Pow([slope]),2))/(6.613)]
     Length factor = (( Pow([flow_acc]*119+119,1.4)_Pow([flow_acc]*119 ,1,4))/(118*Pow(22.13,.4))
B. Pada spatial analysist → Raster Calculator → menimpa (paste) dengan hasil index uselay tadi → flow acc → block flow → memasukkan rumus yang diberi → evaluate
C. Pada rumus yang telah diberi → Raster Calculator → Klik sebanyak 2 kali → nilai slope → reslope → klik sebanyak 2 kali → ok
D. Panjang lereng di zoom
E. Export data → calculating data → formatnya grid → Cell size nya 30 → memilih Work space → name → LS_factor → save
F. Spatial analysist → Reclassify → Classify → metode equal interval → classic 5 → ok → output → LS
4. Metode Pengukuran Nilai
A. Pada layer di remove semua
B. Membuka pos_hujan_UTM → membuka attribute Table
C. Membuka Arctoolbox → analysist tools → create Thiessen Polygon → Thiessen



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil praktikum disajikan dalam bentuk gambar dari masing-masing tahapan sebagai berikut:
                    Gambar 1 Slope percent.

                    Gambar 2 RE_slope.
                    Gambar 3 Slope­­­_madiun.

                    Gambar 4 Flow fdr.

                    Gambar 5 Flow acc.

                    Gambar 6

                    Gambar 7 ls_factor.

                    Gambar 8 Ls_reclasify.
                     Gambar 9 Pos hujan.

Rumus :
Slopefactor = ([.43 + .3 * [slope] + .043 * Pow([slope]),2)) / (6.613)]
Lengthfactor = ((Pow([flow_acc] * 119 + 119, 14) – Pow([flow_acc]  * 119, 1.4)) / (118 * Pow(22.13,.4))
Pow ([flowacc] * resolution / 22.1, 0.4) * Pow ( Sin ([slope] * 0.01745) / 0.09, 1.4) * 1.4

3.2. Pembahasan
Wilayah suatu DAS dibatasi oleh sisi punggung bukit. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang ada di sekeliling DAS tersebut. Lereng adalah kenampakan permukaan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan (slope) (Aditya 2011). Bentuk lereng juga mempengaruhi dalam penentuan wilayah suatu DAS. Bentuk Lereng tergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan.
Kemiringan lereng merupakan data yang paling penting dan paling banyak digunakan diberbagai bidang keilmuan spasial. Seperti halnya perencanaan wilayah sampai kehutanan memerlukan data tersebut. Untuk mendapatkan data tersebut kita dapat menggunakan data dem. Kemiringan lereng terbagi ke dalam beberapa kelas yaitu 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, >40%. Dari hasil persen lereng tersebut, dapat diketahui keadaan lereng yang ada, mulai dari datar hingga sangat curam. Untuk memudahkan pengklasifikasian lereng dapat juga menggunakan aplikasi Arcgis. Akan tetapi jika kita membuat data kemiringan lereng di Arcgis biasanya mendapatkan hasil yang bisa dikatakan salah karena memiliki dua warna saja yaitu dari nilai 0-89.9999. hal ini dapat terjadi karena data raster yang masih dalam sistem koordinat geographic yang memiliki satuan derajat-menit-detik yang menyebabkan nilai raster tidak dalam satuan metrik. Sehingga untuk menghindari hal tersebut, maka kita harus memastikan sistem koordinat dari data raster yang akan kita olah. Jika sistem koordinat masih dalam sistem koordinat geographic, maka harus diubah terlebih dahulu menggunakan sistem koordinat ke koordinat proyeksi semisalnya koordinat UTM untuk mendapatkan satuan sel raster dalam satuan metrik (Irwan 2012).
Pada praktikum kali ini, diketahui nilai kemiringan lereng dari DAS Madiun utm berkisar dari 0-391,667 dan memiliki kelas kemiringna lereng sebanyak lima kelas.



DAFTAR  PUSTAKA

Aditya. 2011. Kemiringan Lereng. [terhubung berkala] http://id.shvoong.com [18 Maret 2012].
Elias. 2008. Pembukaan Wilayah Hutan. Bogor: IPB Press.
Irwan. 2012. Pembuatan Peta Kemiringan Lereng dengan Arcgis 10. [terhubung berkala]. http://ir1gisplan.wordpress.com [18 Maret 2012].

1 komentar:

  1. salam rimbawan :)mampir juga ke :
    tunastanimandiri.blogspot.com

    BalasHapus

Powered By Blogger