BAB II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Praktikum Analisis Karakteristik DAS Menggunakan Perangkat
Lunak Sistem Informasi Geografis dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Maret
2012 mulai pukul 14.00-17.00 WIB yang bertempat di RK LG 201, Fakultas
Kehutanan, IPB.
2.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Laptop
2.
Software Arch GIS Arc MAP 9.3
3.
Microsoft word dan excel
4.
Alat tulis
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Data Citra DAS Solo
2.3
Cara Kerja
1.
Buka software aplikasi ArcGIS-ArcMap 9.3
2.
Tambahkan data layer SRTM dengan buka di lokasi dimana data
disimpan, misal: D\Praktikum_DAS\srtm_dassolo
3.
Lakukan pemotongan raster dengan
masuk ke ArcToolbox Spatial Analyst
Tools Extraction Extract by Mask
4.
Lakukan pengukuran Morfometri DAS
dengan pemodelan
Hidrologi di ArcGIS menggunakan Fill Sink. Fill sink ini berfungsi untuk
menghapuskan piksel-piksel kecil yang tidak sempurna, masuk ke ArcToolbox
Spatial Analyst Tool Hydrology Fill
5.
Lakukan penentuan Pola Aliran dengan masuk ke ArcToolbox Spatial Analyst Tool Hydrology
Flow Direction
6.
Lakukan penentuan Flow Accumulation
yang
menghasilkan akumulasi aliran dari hasil arah aliran setiap sel dengan masuk ke
ArcToolbox Spatial Analyst Tool Hydrology Flow Accumulation
7. Penentuan Ordo Sungai (Stream Order) dengan masuk ke ArctoolBox >
Spatial Analyst Tools > Hydrology > Stream Order
8.
Konversi data raster ke dalam
vektor (Stream to Feature)
9.
Menghitung jumlah sungai ordo 1,
dst.
10.
Mengukur Panjang Sungai Ordo 1,2,
…, dst
11.
Membatasi DAS/ Sub-DAS dengan masuk
ke ArctoolBox > Spatial Analyst Tools > Hydrologi > Watershed
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Berikut
adalah tampilan
gambar-gambar hasil analisis data dari citra satelit dengan menggunakan software ArcGIS ArcMAP 9.3.
1.
Flow Direction
2.
Flow Accumulation
3.
Ordo Sungai (Stream Orde)
4.
Batas Sub DAS Kali Madiun
Tabel
1. Atribut of Stro_UTM (Jumlah Sungai tiap Ordo)
ARCID
|
GRID_CODE
|
FROM_NODE
|
TO_NODE
|
1
|
1
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
4
|
3
|
1
|
5
|
9
|
4
|
1
|
6
|
9
|
5
|
1
|
7
|
13
|
6
|
1
|
8
|
13
|
7
|
1
|
11
|
14
|
8
|
1
|
4
|
14
|
9
|
1
|
18
|
20
|
10
|
1
|
3
|
21
|
11
|
1
|
9
|
21
|
12
|
1
|
17
|
22
|
13
|
1
|
20
|
22
|
14
|
1
|
15
|
23
|
15
|
1
|
13
|
23
|
16
|
1
|
22
|
24
|
17
|
1
|
12
|
25
|
18
|
1
|
24
|
25
|
19
|
1
|
26
|
24
|
20
|
1
|
16
|
28
|
21
|
1
|
25
|
28
|
22
|
1
|
21
|
29
|
23
|
1
|
30
|
29
|
24
|
1
|
19
|
30
|
25
|
1
|
31
|
20
|
Tabel 2. Atribut of Stro_UTM (Panjang Ordo
Sungai)
ARCID
|
GRID_CODE
|
FROM_NODE
|
TO_NODE
|
Pjg_Ordo
|
1
|
1
|
1
|
4
|
770.07
|
2
|
1
|
2
|
4
|
782.06
|
3
|
1
|
5
|
9
|
1212.18
|
4
|
1
|
6
|
9
|
514.17
|
5
|
1
|
7
|
13
|
598.84
|
6
|
1
|
8
|
13
|
1193.14
|
7
|
1
|
11
|
14
|
679.57
|
8
|
1
|
4
|
14
|
1783.07
|
9
|
1
|
18
|
20
|
334.83
|
10
|
1
|
3
|
21
|
2465.43
|
11
|
1
|
9
|
21
|
1531.82
|
12
|
1
|
17
|
22
|
398.32
|
13
|
1
|
20
|
22
|
2082.32
|
14
|
1
|
15
|
23
|
732.01
|
15
|
1
|
13
|
23
|
881.61
|
16
|
1
|
22
|
24
|
331.78
|
17
|
1
|
12
|
25
|
1157.43
|
18
|
1
|
24
|
25
|
658.93
|
19
|
1
|
26
|
24
|
731.54
|
20
|
1
|
16
|
28
|
1153.53
|
21
|
1
|
25
|
28
|
260.36
|
22
|
1
|
21
|
29
|
835.14
|
23
|
1
|
30
|
29
|
1011.66
|
24
|
1
|
19
|
30
|
1156.43
|
25
|
1
|
31
|
20
|
2043.40
|
26
|
1
|
23
|
32
|
848.54
|
27
|
1
|
27
|
32
|
1761.46
|
28
|
1
|
10
|
30
|
4206.91
|
29
|
1
|
38
|
40
|
268.48
|
30
|
1
|
37
|
40
|
599.88
|
Tabel 3. Atribut of Sum_Output (Jumlah Tiap Ordo 1-7)
Cnt_GRID_C
|
|
1
|
1078
|
2
|
548
|
3
|
288
|
4
|
152
|
5
|
35
|
6
|
25
|
7
|
13
|
3.2
Pembahasan
Praktikum
analisis karakteristik DAS ini menggunakan alat software komputer dengan nama
ArcGIS ArcMap 9.3. Software ini bisa membuat para peneliti yang mengamati
karakter dan komponen DAS yang ada menjadi mudah dengan tidak membutuhkan biaya
tinggi. Selain itu, dengan adanya sotfware ini bisa menghasilkan beberapa nilai
yang ada di hasil analisis citra suatu DAS sesuai dengan yang diinginkan oleh
analis diantanya yaitu berupa koordinat UTM, Pembagian ordo sungai, panjang
ordo sungai, dan luas sungai yang terwakili oleh suatu DAS.
Pengamatan
pertama adalah menentukan flow direction (Pola aliran) yang
diidentifikasi berdasarkan informasi ketinggian dan kemiringan dari nilai
tiap-tiap pixel raster yang ada, sehingga dapat terbentuk arah aliran sungai
yang sebenarnya di lapangan dengan menggunakan data citra. Hasil yang di dapat
dari penentuan pola aliran ini adalah terbentuknya beberapa pola yang
menggambarkan aliran air yang mengalir di seluruh DAS dari mulai hulu sampai ke
outlet tertentu di hilir. Penentuan selanjutnya adalah berupa penentuan flow
accumulation (Pola akumulasi aliran). Hasil dari penentuan pola akumulasi
aliran ini adalah menghasilkan akumulasi aliran dari hasil arah aliran dari
tiap sel yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan drainase yang ada pada
suatu sungai tertentu.
Kegiatan ketiga adalah penentuan
ordo sungai dimana pada praktikum ini menghasilkan sebanyak 7 ordo sungai mulai
dari ordo 1 sampai dengan ordo 7 dengan ditampilkan dalam beberapa variasi
warna tertentu supaya dapat diketahui perbedaan masing-masing ordo yang ada di
DAS tersebut. Tujuan dari proses ini adalah menentukan urutan secara numerik
untuk link/tautan dalam jaringan sungai. Pada dunia nyata, terdapat dua metode
dalam penentuan ordo sungai ini yaitu: metode Strahler dan Shreve. Namun, pada
kegiatan praktikum ini menggunakan
metode Strahler tahun 1952, dimana ketentuannya adalah suatu ordo sungai akan
bertambah nilai angka ordonya apabila sungai pada setiap ordo yang bernilai
sama saling berpotongan satu sama lain bertemu di suatu titik.
Kegiatan terakhir pada penentuan
analisis ini adalah membentuk batas-batas sungai (DAS/ Sub DAS) yang ada. Batas
Daerah aliran sungai (DAS) tersebut dapat digambarkan dengan menghitung arah
aliran dan stream link dengan menggunakan fungsi Watershed untuk menentukan wilayah cakupannya. Hasil daripada
kegiatan ini adalah dapat menbagi-bagi suatu DAS menjadi beberapa wilayah sub
DAS yang mempunyai cakupan wilayah dan aliran sungai yang tertentu.
Berdasarkan table 1. tentang
penentuan jumlah sub ordo sungai yang ada pada DAS Solo ini, menghasilkan
beberapa data ordo sungai yang ada. Sebagai contohnya, pada titik patusan 1-4
terdapat 1 jaringan sungai yang mempunyai nilai ordo 1 yang saling bersambungan
dari hulu menuju outlet yang ada, selanjutnya pada titik patusan 2-4 terdapat
ordo sungai bernomor 1 yang mengalir di daerah tersebut. Begitu pula
selanjutnya pada titik patusan 5-9, 6-9, dan 7-13 terdapat satu ordo sungai yang
bernilai 1 yang mengalir disana. Data tersebut akan semakin bertambah seiring
bertambahnya aliran sungai menuju outlet terdekatnya. Pada data tersebut
terdapat data yang kembali pada angka bernilai kecil misalnya pada no 8 di
titik patusan 4-14 terdaat satu ordo sungai bernilai 1 yang mengalir di daerah
tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa di daerah tersebut sudah merupakan
gabungan atau pertemuan dengan ordo sungai bernilai satu dari aliran yang
lainnya.
Pada table 2. menunjukkan nilai
panjang dari suatu ordo sungai yang ada. Misalnya pada titik patusan ke 1-4
panjang ordo 1 yang ada mempunyai panjang 770.07 meter, pada titik patusan 2-4
mempunyai panjang 782.06 meter, dan seterusnya hingga pada titik patusan ke
11-14 mempunyai panjang sungai sebesar 679.57
meter. Sama halnya seperti pada tabel 1., terdapat pertemuan antara ordo sungai
satu dengan yang lainnya di suatu titik tertentu sehingga terdapat satu ordo
yang menunjukkan satu tingkat lebih atas daripadanya. Salah satu contohnya pada
no 8 menunjukkan jaringan ordo sungai yang berbeda dengan panjang ordo sungai
sebesar 1783.07 meter.
Pada
DAS ini terdapat tutjuh ordo sungai dengan jumlah berbeda tiap ordonya yaitu
sebagai berikut (tabel 3.):
GRID_CODE
|
Cnt_GRID_C
|
1
|
1078
|
2
|
548
|
3
|
288
|
4
|
152
|
5
|
35
|
6
|
25
|
7
|
13
|
Batas-batas
DAS dapat dikenali melalui analisis peta kontur. Menarik batas DAS atau sub DAS
di peta kontur dimulai dari titik patusan ke arah bagian hulu, mengikuti
punggung bukit yang bersambungan sampai betemu kembali ke titik patusan yang
sama. Titik patusan DAS ditentukan di muara sungai di laut sedangkan titik
patusan sub DAS ditentukan di titik pertemuan anak sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi
dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Danoedoro, Projo, 1996. Pengolahan
Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam
Bidang Penginderaan
Jauh. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sudarisman. 1997. Karekteristik
Daerah Aliran Sungai. Buletin Kehutanan. Jakarta.
boleh minta file ini dengan gambar di penjelasannya ? kalau boleh tolong kirim ke Pras7207@gmail.com. Makasih
BalasHapus