Minggu, 01 Mei 2011

“THE GREATES GOOD”



Film ini merupakan film tentang 100 tahun kehutanan di Amerika. Sebuah dokumenter sejarah bagaimana Negara Amerika membangun sistem kehutanan sejak perang saudara antar utara dan selatan. Pada awalnya, tanah di negeri paman Sam ini dibagi-bagi oleh penguasa kepada jawatan kereta api, orang kaya, dan beberapa kelompok orang yang dihormati. Pemanfaatan kayu dilakukan dengan demikian besar menyebabkan kekhawatiran akan terjadinya kekurangan pasokan kayu dalam beberapa waktu ke depan, terutama di kawasan timur Amerika. Mereka juga tidak memiliki ahli kehutanan pada masa itu, hingga muncul seorang anak muda yang pada dasarnya berasal dari keluarga Perancis yang menetap di Amerika dan memiliki bisnis di bidang perkayuan. Namun untuk menjadi seorang ahli kehutanan, dia harus belajar ke negeri Eropa.
Pemuda inilah yang menjadi cikal bakal pengelolaan hutan di Amerika dengan menanamkan filosofi bahwa hutan dapat dimanfaatkan dengan memanen pertumbuhannya saja dan ini bisa dilakukan dalam kurun waktu yang lama.
Perjuangan dan kerja keras pemuda ini mendapatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat pada umumnya hingga terbentuk satu organinsasi pemerintah yang bernama "Forest Service" dan menetapkan beberapa kawasan sebagai "National Forest".
Pada tahun 1905, departemen kehutanan AS mulai memikirkan sebuah ide yang terbaik sebagai sebuah solusi permasalahan kekurangan kayu yang sedang menjadi topik utama di negerinya. Semua itu berawal dari sebuah fenomena besar di dunia yakni adanya kekurangan kayu dan penebangan hutan dimana-mana, terutama di Amerika. Cerita ini bermula pada tahun 1865, Gifford Pinchot (seorang ahli kehutanan Amerika) berpikir untuk membuat perbaikan atas kekurangan kayu dan penebangan liar yang terjadi dimana-mana. Salah satu aksi nyata yang dilakukannya adalah dengan pengelolaan hutan yang baik di Eropa dan memanfaatkan semua hasil hutan dengan lestari.
Pemikiran lain yang dilakukannya adalah dengan adanya kegiatan konservasi pada hutan-hutan yang sangat berpotensi untuk dijaga kelestariannya. Dengan adanya kegiatan konservasi yang sangat berkembang, terutama pada masa pemerintahan Teodor Roosevelt yang sangat mendukung terhadap konservasi, beliau menyatakan bahwa hutan lindung yang merupakan salah satu hutan konservasi merupakan hutan nasional yang harus dijaga kelestriannya. Dengan kegiatan konservasi, mulailah bermunculan beberapa ahli kehutanan dan para penjaga hutan yang menjadikan mereka sebagai simbol negara baru.
Kegiatan konservasi yang dilakukan ini mempunyai tujuan yang baik yakni menyelamatkan dunia secara berkelanjutan dengan tanpa adanya penebangan liar dan penggembalaan hewan ternak di sekitar kawasan konservasi. Untuk menjadikan kegiatan konservasi ini berjalan sesuai rencana, diperlukan adanya pembangunan yang baik mulai dari sistem yang ada pada saat itu yakni pemerintahan yang kurang begitu mendukung setelah pemerintahan Teodor Roosevelt. Akhirnya dengan beberapa cara dan metode yang digunakan, pemerintah pun dapat mengerti dan menerima usulan kegiatan konservasi dan akhirnya kegiatan konservasi pun berjalan kembali sesuai yang direncanakan.
Tahun demi tahun terus berjalan, seiring dengan perkembangan kawasan konservasi, permasalahan lain pun bermunculan. Permasalahan selanjutnya yang harus dihadapi oleh para penggerak kehutanan adalah bagaimana melawan “Si Jago Merah” sebagai julukan dari api yang merupakan salah satu musuh besar bidang kehutanan. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, maka muncullah nama Ed Pulaski sebagai promotor polisi hutan Amerika pertama. Para polisi hutan ini seringkali disebut sebagai “pencari asap” karena dalam kegiatan yang dilakukannya lebih banyak berhubungan dengan pemusnahan api yang mengakibatkan kebakaran hutan.
Dalam perjalanannya sebagai polisi hutan yang sekaligus sebagai pemusnah api, Ed Pulaski dan teman-temannya sering kali menemukan banyak masalah, salah satunya adalah keterbatasan alat yang digunakan yang hanya menggunakan sebuah sekop pengeruk tanah yang digunakan untuk mematikan api di hutan. Waktu demi waktu terus berjalan, metode lain pun digunakan yakni dengan melakukan pengasapan dari atas melalui pesawat yang diyakini dapat mempercepat dalam pemusnahan api di hutan. Dalam permasalahan kali ini, dapat kita ambil sebuah gambaran bahwa dalam perjalanannya, memusnahkan api merupakan salah satu ukuran keberhasilan departemen kehutanan dalam mengelola hutan secara baik dan lestari.
Seiring brjalannya waktu, karena kebutuhan akan kayu yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan rumah semakin banyak, akhirnya kegiatan konservasi pun semakin sulit dilakukan. Sebagian besar kawasan konservasi mulai ditebang dan hasil kayunya digunakan untuk pembuatan rumah. Para ahli kehutanan dunia mulai berpikir tentang cara apa yang harus dilakukan untuk menanggapi permasalahan tersebut dan beberapa usulan pun diutarakan. Usulan-usulan tersebut adalah dengan adanya pergeseran pemanfaatan ke non-kayu (barang-barang substitusi kayu) yang digunakan dalam pembuatan rumah ataupun keperluan lain, mengurangi konsumsi kayu setiap warga dunia dalam kehidupan sehari-harinya, atau dengan adanya kegiatan daur ulang sisa kayu untuk dibuat dan dipergunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger