Kamis, 15 Maret 2012

PEMBUATAN PDA (POTATO DEXTROS AGAR)


Mata Kuliah: Ilmu Penyakit Hutan                 Hari/tanggal: Kamis, 1 Maret 2012
                                                 Waktu          : 14.00-17.00 WIB



PEMBUATAN MEDIA PDA (POTATO DEXTROS AGAR)
DAN TEKNIK ISOLASI MIKROORGANISME


Oleh:
Jajang Roni A. Kholik                        (E14090090)


Dosen:
Dr. Ir. Ahmad, MS.









DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

  1.1            Latar Belakang
Hutan merupakan masyarakat tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohon atau tegakan pohon yang mempunyai keadaaan lingkungan yang berbeda dengan di luar hutan. Hutan dikatakan sakit apabila pohon-pohon yang ada di dalamnya mengalami sakit atau terkena serangan penyakit akibat sering mengalami tekanan secara terus-menerus dari faktor biotik (makhluk hidup) ataupun faktor abiotik (lingkungannya) yang sedemikian rupa sehingga menimbulkan banyak kerugian pada hutan tersebut. Kerugian tersebut dapat berupa penurunan baik secara kualitas ataupun kuantitas dalam produksi hutan ataupun kerugian lainnya.
Tekanan yang terjadi pada hutan ataupun pohon dikarenakan adanya interaksi yang terus menerus antara pohon dan faktor-faktor  biotik tersebut yang mengakibatkan terbentuknya gambaran ekspresi reaksi inang yang tampak dengan jelas dari luar akibat gangguan fisiologis yang biasa disebut dengan “gejala” dan dapat pula diakibatkan oleh faktor yang tidak terlihat jelas karena interaksi yang berjalan sangat lambat. Sering kali gejala itulah yang memberi petunjuk kepada kita apakah pohon itu dalam keadaan sehat atau cacat pada bagian tubuh atau seluruh tubuhnya, sehingga kualitas dan kuantitas produksi yang dapat diambil menjadi berkurang. Perlu disadari bahwa banyak sekali penyakit tanaman yang belum diketahui karena berbagai penyakit pada pohon tidak hanya disebabkan oleh satu macam penyebab, tetapi karena beberapa penyebab yang datang secara bersama-sama atau secara berurutan saling mengikuti satu sama lain.
  1.2            Tujuan
1.      Mengetahui cara membuat media semi alami salah satunya berupa PDA (Potato Dextros Agar).
2.      Mengetahui dan memahami cara dan teknik isolasi mikroorganisme (fungi, bakteri, dan jamur) di beberapa lokasi yang telah ditentukan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan  dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Pepohonan merupakan komponen utama pembentuk hutan. Dan pada kehidupan pohon itu sendiri tidak lepas dari yang namanya gangguan hutan yaitu disebabkan oleh hama atau penyakit hutan (Tapa Darma IGK, 1989).
Ilmu penyakit hutan merupakan cabang dari ilmu penyakit tumbuhan yang mencakup penyakit-penyakit tumbuhan berkayu yang tumbuh di dalam hutan alam, hutan tanaman, maupun lingkungan pemukiman dan perkotaan (Tapa Darma IGK, 1989). Ilmu ini dipelajari sebagai sains dan sebagai art. Sebagai sains (ilmu), maka ilmu penyakit hutan mencakup penelaahan sifat-sifat penyakit, penyebaran penyakit, interaksi antara pathogen dan inang, fakotr-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit, dan berbagai cara pengendalian penyakit. Sedangkan sebagai seni atau praktek (art), ilmu penyakit hutan menyangkut penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari penerapan sains, termasuk diagnose atau pengungkapan identitas penyakit-penyakit khusus melalui gejala dan tanda penyakit, penilaian dan peramalan penyakit, rekomendasi usaha pengendalian yang sesuai, dan penggunaan langsung di lapangan berdasarkan cara-cara pengendalian yang tepat.
Menurut Tapa Darma IGK (1989), Penyebab penyakit hutan dari faktor biotik dapat disebabkan oleh jamur dan bakteri. Jamur merupakan jasad mikro, tidak mempunyai klorofil, struktur tubuhnya berupa benang-benang hifa yang bercabang menyanggah spora. Sedangkan bakteri merupakan organisme yang sangat kecil dan mempunyai kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Bakteri dapat berbentuk bulat yang disebut coccus, berbentuk silindris disebut basil, dan berbentuk koma disebut vibrion.

BAB III
METODOLOGI

3.1    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum Ilmu Penyakit Hutan dengan judul materi “pembuatan media PDA (Potato Dextros Agar) dan teknik isolasi mikroorganisme” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2012 mulai pukul 14.00-17.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Penyakit Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.

3.2     Alat dan bahan
             Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
3.2.1        Pembuatan PDA (Potato Dextros Agar)

Alat :
1.      Pisau
2.      Erlenmeyer
3.      Kompor
4.      Panci
5.      Alat  Seterilisasi
Bahan :
1.    Dexstrose/ Glukosa          20 gram
2.    Agar-agar                    15-20 gram
3.    Kentang                         200 gram
4.    Air (aquades)                     1 liter

3.2.2        Pengembangbiakan atau Isolasi Mikroorganisme

Alat :
1.      Gunting
2.      Cawan petri
3.      Solatif cawan petri
Bahan :
1.      Bakteri pada lokasi yang ditunjuk




3.3   Cara Kerja


3.3.1  Cara Kerja Pembuatan PDA (Potato Dextros Agar)
1.      Kentang dikupas, di potonng kecil-kecil kemudian dicuci dengan air bersih
2.      Potongan kentang direbus dengan air (aquades) sampai mendidih dan empuk
3.      Kentang dan larutan dipisahkan
4.      Larutan kentang dicampur dengan dexstrose, agar-agar, dan air sebanyak 1 liter, kemudian dipanaskan sampai mendidih dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
5.      Menseterilisasi menggunakan alat autoclaf pada suhu 1210C tekanan 1 atm selama 15 menit.
3.3.2  Cara Kerja Pengembangbiakan atau Isolasi Mikroorganisme
A.  Persiapan Media
1.    Dilakukan sterilisasi ruangan dan alat (Laminar Air Flow) dengan cara disemprot menggunakan alkohol
2.    Cawan dipanaskan
3.    Media dalam tabung Erlenmeyer dipanaskan kemudian  dituangkan dalam cawan.
4.    Cawan dipanaskan lagi dan kemudian didiamkan.
B.  Pengambilan mikroorganisme
1.   Buka cawan petri yang telah beisi media PDA
2.   Tempatkan secara terbuka pada lokasi yang ditunjuk selama 5 menit.
3.   Tutup kembali cawan petri tersebut secara rapat dan kemudian diberi solasi bening.
4.   Amati perkembangan mikroorganisme tersebut setiap hari selama satu minggu.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil
          Tabel 1. Hasil pengamatan pathogen pada media PDA
No
Hari ke-
Jumlah Koloni Patogen
Ket.
1
1
-
-
2
2
7
Fungi
3
3
19
Fungi
4
4
25
Fungi
5
5
30
Fungi
6
6
39
Fungi

4.2       Pembahasan
Praktikum pembuatan PDA (Potato Dextros Agar) dilaksanakan di luar jam praktikum dan telah disediakan oleh petugas laboran berupa media PDA yang sudah jadi di dalam tabung Erlenmeyer. Tahapan selanjutnya setelah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, media PDA tersebut harus diseterilisasi dengan menggunakan alat autoclaf pada suhu 1210C tekanan 1 atm selama 15 menit dan dituangkan ke dalam beberapa cawan petri yang sudah disiapkan di laboratorium. Media PDA yang sudah dibuat tersebut dipakai untuk melakukan pengamatan pengembangbiakan pathogen pada praktikum minggu selanjutnya. Pada praktikum pengembangbiakkan pathogen, pengamatan dilaksanakan di beberapa tempat yang ada di sekitar laboratorium penyakit hutan, diantaranya: di atas meja praktikum, di kamar mandi, dan lokasi laboratorium biokomposit. Pada kesempatan ini, kelompok 3 berkesempatan mendapatkan lokasi laboratorium biokomposit di bagian laboratorium penyakit hutan.
Pada praktikum ini, pertama kali dilakukan adalah menuangkan media PDA pada cawan petri yang sudah disterilkan dari bakteri atau fungi. Kemudian dilakukan pengambilan sampel bakteri atau jamur yang ada di sekitar lokasi dengan cara membuka cawan petri yang sudah diisi media PDA tersebut dan mendiamkannya selama 5 menit di lokasi pengamatan. Setelah 5 menit, cawan petri tersebut ditutup kembali secara rapat agar tidak ada kontaminasi bakteri dari lokasi lain. Cawan petri yang sudah diisi media PDA dan sejenis bakteri atau fungi di lokasi pengamatan tadi, kemudian dilakukan pengamatan tentang pertumbuhannya selama 5 hari dan dilihat perkembangan setiap harinya. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1.
Hal yang terjadi atau muncul pada media PDA tersebut adalah munculnya sejenis fungi yang berwarna hitam seperti bintik-bintik yang saling berkumpul sebanyak 39 koloni. Setelah diamati dan ditanyakan kepada dosen pembimbing praktikum, jenis yang muncul pada media tersebut adalah sebuah koloni jenis fungi. Namun, setelah dilihat dan dibandingkan dengan cawan petri yang menjadi kontrol, ternyata didalam media kontrol tersebut terkena kontaminasi juga dengan ditandai munculnya sejenis bakteri. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kecerobohan, ketidakseriusan, dan ketidaktahuan praktikan dalam melakukan penyimpanan media PDA dan pada saat melakukan penuangan ke cawan petri.
Tumbuhnya bakteri atau fungi kontaminan pada media kontrol dapat pula terjadi karena adanya berbagai gangguan pada saat praktikum, mulai dari penuangan media PDA pada tabung reaksi maupun pada cawan petri yang dilakukan secara bergantian oleh beberapa orang dan kesalahan posisi tangan pada saat memegang cawan petri pun yang seharusnya yang dipegang adalah pinggir cawan, akan tetapi pada saat menuangkan yang dipegang adalah bagian dalam cawan. Hal itu dapat menjadi salah satu faktor yang memungkinkan adanya bakteri yang masuk ke dalam media. Selanjutnya, pada saat menuangkan PDA dan mensterilkan cawan petri dengan menggunakan api bunsen, walaupun telah dilakukan di bawah laminar airflow, tetap memungkinkan adanya bakteri yang masuk melalui sisi kanan dan sisi kiri laminar, karena kurangnya pembakar bunsen di sekitar laminar maupun terjadi karena kebocoran penyaring udara pada laminar yang sudah tua usianya sehingga memungkinkan bakteri lain akan masuk. Selain itu, kelalaian praktikan saat melakukan praktikum juga dapat menjadi salah satu pengaruh, seperti berbicara saat meletakkan media PDA dan menunggu di lokasi pengamatan, maupun karena banyaknya orang di sekitar laminar saat praktikum berlangsung.
Pertumbuhan bakteri kontaminan dapat mempengaruhi pertumbuhan fungi yang sedang dibiakkan dalam media PDA. Apabila terlalu banyak dan terletak tepat pada fungi-fungi yang akan tumbuh, maka akan menggangu dan menghambat tumbuhnya fungi dari hasil pengamatan di lokasi budidaya jamur tiram tadi. Akhirnya, pada saat pengamatan terakhir berlangsung, fungi yang tumbuh pun akan sedikit terhambat oleh adanya bakteri kontaminan yang tumbuh pada media PDA tadi.

BAB V
KESIMPULAN

5.1    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
1.      Laboratorium penyakit hutan merupakan laboratorium yang meneliti segala macam jenis penyakit hutan. Untuk menunjang kegiatann penelitian, digunakan beberapa peralatan diantaranya adalah : Laminar Air Flow, Autoklaf, Oven, Cawan Petri, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Spatula, Lampu Bunsen, Sendok, Inkubator, Petri, Mikroskop, dan beberapa peralatan lainnya.
2.      PDA (Potato Dextros Agar) merupakan salah satu jenis media semi buatan yang dapat digunakan untuk mengembangbiakan bakteri atau jamur.
3.      Untuk mengisolasi fungi dan bakteri, dapat dilakukan dengan teknik  menggunakan media semi berupa PDA.
4.      Secara umum praktikan sudah dapat membuat PDA, mengembangbiakan fungi dan bakteri, dan dapat melakukan pengamatan menggunkan mikroskop.














DAFTAR PUSTAKA

IGK, Tapa Darma. 1989. Ilmu Penyakit Hutan. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Suryanegara. 2008. Fungi. [Terhubung berkala] http://www.google.com/fungi salah satu penyakit hutan/ [ 19 Mei 2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger