PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dendrologi adalah ilmu tentang pohon, yaitu
ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dan taksonomi pohon, penyebaran,
ekologi serta kegunaannya yang terpenting, terutama pohon yang tumbuh di hutan.
Dendrologi merupakan ilmu dasar dalam bidang ilmu kehutanan. Dendrologi sangat
membantu untuk melakukan pengenalan terhadap jenis-jenis pohon. Dendrologi juga
berkaitan secara langsung dengan ilmu-ilmu lainnya, misalnya Ekologi Hutan,
Teknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumber Daya Hutan, dan sebagainya. Karena
itu, Dendrologi sangat penting untuk dipelajari.
Manfaat dari mempelajari Dendrologi,
mahasiswa dimungkinkan dapat mensistematisasi pengetahuan tentang pohon-pohon
yang sangat banyak jenis dan ragamnya, memberikan pedoman untuk mengenal
pohon-pohon tersebut, serta dapat memahami berbagai macam variasi, baik
disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan. Untuk lebih banyak
mengenal jenis-jenis pohon yang ada di alam, maka diadakan kegiatan kuliah
lapang Dendrologi. Kuliah Lapang Dendrologi yang pada kesempatan ini
bertempat di Kebun Raya Bogor merupakan bentuk aplikasi nyata di lapangan dari
hasil mempelajari ilmu Dendrologi yang selama ini telah dipelajari di dalam
kelas. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal pohon
dengan mengidentifikasi dengan jarak dekat. Selain itu, kuliah lapang ini dapat
memberikan suasana baru bagi mahasiswa yang biasanya hanya mempelajari bagian
pohon tertentu saja di dalam kelas.
1.2 Tujuan
Kegiatan kuliah lapang mata kuliah Dendrologi yang bertempat Kebun Raya
Bogor ini bertujuan menyegarkan kembali
pengetahuan tentang morfologi pohon, menjelaskan tentang sejarah Kebun Raya
Bogor secara garis besar, menjelaskan secara rinci dan detail tentang jenis-jenis
pohon yang terdapat di Kebun Raya Bogor, memberikan pemahaman dan penjelasan
tentang macam-macam pohon dari mulai yang pertama kali tumbuh (umurnya tua)
sampai yang terakhir kali tumbuh (umurnya muda) yang terdapat di sekitar Kebun
Raya Bogor, dan menjelaskan peranan ilmu Dendrologi pada kehidupan nyata di
lapangan.
BAB II
SEJARAH KEBUN RAYA
BOGOR
Sejarah Kebun Raya Bogor*
Kebun
Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman
buatan) yang telah ada sejak pemerintahan Sri
Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam
prasasti
Batu tulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga
kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di
samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan
Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda
takluk dari Kesultanan
Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah
peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Pada
awal tahun 1800-an, Gubernur Jenderal Thomas Stamford
Raffles yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar
dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun
yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent,
yang ikut membangun Kew Garden di London,
Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik yang
merupakan awal mula berdirinya Kebun Raya Bogor.
Ide
pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner
yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G. A. G. Ph. van der
Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta
sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat
pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.
Selain
itu, pada kesempatan lain Prof. Caspar Georg Karl
Reinwardt (seseorang berkebangsaan Jerman)
yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu
diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa
dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk
pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani
di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak
perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan
herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium
Bogoriense.
Pada
tanggal 18 Mei 1817,
Gubernur Jenderal Godert
Alexander Gerard Philip van der Capellen dan C. G. C. Reinwardt secara
resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte
Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama
di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan
kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James
Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Sekitar 47 hektare tanah di
sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan
lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari
tahun 1817 sampai 1822.
Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian
lain Nusantara. Dengan segera, Bogor menjadi
pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu
diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada
tahun 1822, Reinwardt kembali ke Belanda dan
digantikan oleh Dr. Carl
Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang
tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat
sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman.
Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana,
tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias
Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den
Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl,
ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut
suku (familia). Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph
Herman Christian Carel Scheffer pada tahun 1867
yang menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian
Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa
institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842),
Herbarium
Bogoriense (1844), Kebun
Raya Cibodas (1860), Laboratorium
Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Dan akhirnya pada tanggal 30 Mei 1868,
Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada
mulanya, kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman
perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya,
kebun ini juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880
- 1905). Kebun Raya Bogor telah mengalami
perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl
Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl
(zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon
Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob
Christiaan Koningsberger (1904), Van den
Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono
Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang
menjabat sebagai pimpinan di suatu lembaga penelitian yang bertaraf
internasional.
Pada
saat kepemimpinannya, tokoh-tokoh tersebut telah melakukan kegiatan pembuatan
katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae,
25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae
dan 2200 spesies Dicotyledonae,
usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di
Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di
antaranya vanili, kelapa sawit, kina,
getah perca, tebu,
ubi kayu, jagung
dari Amerika, kayu
besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan
internal di Kebun Raya yaitu:
- Herbarium
- Museum
- Laboratorium Botani, Kimia, dan Farmasi
- Kebun Percobaan
- Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
- Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
- Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
Kebun
Raya Bogor, sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan
julukan, seperti:
- s'Lands Plantentuin
- Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
- Botanical Garden of Buitenzorg
- Botanical Garden of Indonesia
- Kebun Gede
- Kebun Jodoh
Adapun
pimpinan kebun Raya Bogor dari sejak pendirian sampai sekarang telah dipegang
oleh beberapa pimpinan diantaranya:
1.
1817-1822 : Caspar Georg Karl Reinwardt (1773-1854).
2.
1823-1826 : Carl Ludwig Blume
(1789-1862).
3.
1830-1869 : Johannes Elias Teijsmann (1808-1882).
4.
1869-1880 : Rudolph Herman Christiaan Carel
Scheffer (1844-1880).
5.
1880-1905 : Melchior
Treub (1851-1910).
6.
1905-1918 : Jacob Christiaan Koningsberger
7.
1918-1932 : W.M. Docters van Leeuwen
(1880-1960).
8.
1932-1943 : Hermann Ernst
Wolff von Wülfing (1891-1945).
9.
1943-1945 : Nakai
Takenoshin (1882-1952).
10.
1948-1951 : Dirk Fok van Slooten
(1891-1953).
11.
1951-1959 : Kusnoto Setyodiwirjo
12.
1959-1969 : Soedjana Kassan
13.
1969-1981 : Didin Sastrapradja
14.
1981-1983 : Made Sri Prana
15.
1983-1987 : Usep Sutisna
16.
1987-1990 : Sampurno Kadarsan
17.
1990-1997 : Suhirman
18.
1997-2002 : Dedi Darnaedi
19.
2002-2008 : Irawati
20.
2008-sekarang : Mustaid Siregar
Salah
satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai
(Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan
mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m dan
merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
Pada
tanggal 19 Desember
1992, ditanamlah bunga
bangkai jenis bunga bangkai Amorphophalus titanum
Becc. (Araceae
atau suku talas-talasan). Bunga ini berasal dari Muara Aimat - Jambi, dengan berat umbi
30 kg. Pada tanggal 5 Februari 1994, muncul tunas bunga,
kemudian pada tanggal 9 Maret 1994 tingginya telah mencapai 1 meter. Lima hari kemudian
tinggi tanaman ini bertambah menjadi 1,5 meter. Karena tanaman ini termasuk
langka, maka tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang dilindungi dan
dikembangbiakkan.
Pada
16 Mei
2006, memperingati 189
tahun Kebun Raya Bogor (KRB), Kedutaan Besar Jerman bersama
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), meresmikan Tugu Peringatan Reinwardt di dalam kompleks kebun. Monumen
sederhana di seberang kolam depan Istana Bogor
tersebut diresmikan oleh Kepala LIPI Umar Anggara Jenie dan
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Joachim Broudré-Gröger.
Peringatan
ulang tahun ini juga dimeriahkan dengan acara "ASEAN-China Workshop
Botanical Garden on Management and Plant Conservation". Selain Cina, kegiatan ini diikuti
oleh negara anggota ASEAN
seperti Malaysia,
Singapura,
Filipina,
Vietnam.
*Wikipedia.org/sejarah_kebun_raya_bogor
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan kuliah lapang mata kuliah
Dendrologi ini dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010 yang bertempat di Kebun
Raya Bogor dimulai pukul 08.00-12.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang dipergunakan pada kuliah
lapang ini adalah:
1.
Alat Tulis
2.
Camera Digital
3.
Alat Perekam
Suara
4.
Papan Berjalan
Sedangkan
bahan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah:
1.
Pohon-pohon di sekitar Kebun Raya Bogor
2.
Kertas Panduan
Dosen Pendamping Kuliah Lapang Dendrologi
3.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan kuliah lapang dilakukan pada
tempat-tempat tertentu sekitar Kebun Raya Bogor. Metode atau cara yang
dilakukan pada kegiatan ini adalah dengan cara mendengarkan narasumber atau
pemandu perjalanan yang telah ditunjuk yang dalam hal ini dipandu oleh Bapak
Ir. Iwan Hilwan, MS. (Dosen mata kuliah Dendrologi) untuk menjelaskan tentang
sejarah Kebun Raya Bogor dan jenis-jenis pohon yang ada di sekitar lokasi
tersebut. Hasil dari pembicaraan narasumber tadi akan dituliskan pada laporan
kuliah lapang dengan disertakan lampiran dokumentasi pohon-pohon dan
tempat-tempat yang dikunjungi. Dalam kegiatan kuliah lapang ini, mahasiswa
diminta untuk menyimak apa yang narasumber sampaikan, mengamati seluruh jenis
pohon atau tempat yang dikunjungi, mencatat hasil kunjungannya (nama pohon,
nama ilmiah, tahun ditanam, dan lain-lain), serta dokumentasi tempat dan
pohon-pohon yang telah dikunjungi.
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor pertama kali didirikan pada tanggal
18 Mei 1817 oleh Botanis Jerman yang bernama Prof. C.G.C. Reinwardt dengan luas
47 Ha, yang kemudian sekarang sudah berkembang menjadi 87 Ha, termasuk wilayah Istana
Bogor. Tujuan didirikannya Kebun Raya Bogor ini adalah sebagai sarana koleksi
tumbuhan Tropika dataran rendah beriklim basah dengan ketinggian sekitar 260
mdpl dan CH 3000-4000 mm per tahun. Jumlah koleksi tumbuhan yang ada di Kebun
Raya Bogor ini sampai dengan hasil pendataan bulan Januari tahun 2006 tercatat
sebanyak 222 suku, 1257 marga, dan 3423 spesies serta 13.684 spesimen tanaman
hidup.
Selain Kebun Raya Bogor, dibangun juga kebun
raya lain sebagai cabang tempat koleksi tumbuhan yang lainnya, diantaranya:
1.
Kebun
Raya Cibodas
Kebun Raya Cibodas dibangun pada tahun 1852
yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat dengan luas sekitar 120 Ha dan ketinggian
mencapai 1400 mdpl. Kebun Raya ini merupakan sarana koleksi tumbuhan tropika
pegunungan beriklim basah dan subtropika.
2.
Kebun
Raya Purwodadi
Kebun Raya
Purwodadi dibangun pada tahun 1941 yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur dengan
luas sekitar 87 Ha dan ketinggian mencapai 250 mdpl. Kebun Raya ini merupakan sarana
koleksi tumbuhan tropika dataran rendah beriklim kering.
3.
Kebun
Raya Ekakarya
Kebun Raya Ekakarya dibangun pada tahun 1959
yang berlokasi di Bedugul, Bali dengan luas sekitar 159,4 Ha dan ketinggian
mencapai 1400 mdpl. Kebun Raya ini merupakan kebun raya terbesar di Indonesia
yang berisi tumbuhan tropika pegunungan beriklim kering.
Tugas
dan Fungsi Kebun Raya Bogor
1.
Sarana
Konservasi tumbuhan Ex-situ yang dibentuk oleh LIPI (lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia)
2.
Sarana
Penelitian Obat, tanaman hias, dan Lansekap
3.
Sarana
Pendidikan
4.
Sarana
Wisata (± 1 juta orang per tahun)
Tumbuhan-tumbuhan
yang dikunjungi:
Adapun jenis-jenis tumbuhan yang dikunjungi
pada kuliah lapang ini adalah sebagai berikut:
1.
Kempas
(Pohon pertama yang dikunjungi)
Nama Ilmiah : Coompassia
excelsa
Suku : Fabaceae
Keterangan : Akar berbanir unik, lebar dan menjulur,
batang silinder, daun majemuk menyirip ganda satu, tata daun alternate
distichous, sebagai habitat lebah madu hutan, termasuk buah legume, habitus
tinggi besar, dan berasal dari Kalimantan.
2.
Asam
Londoy
Nama Ilmiah : Pithechelebium
dulce
Suku : Fabaceae
Keterangan : Daun dan buah kecil, buah dan biji
berwarna putih, digunakan sebagai pelindung atau tempat peneduh, tumbuh di daerah pantai, dan
berasal dari Australia.
3.
Merbau
Nama Ilmiah : Intsia
bijuga
Suku : Fabaceae
Keterangan : Kulit batang mengelupas, daun
majemuk dan tumbuh di hutan pantai, cocok untuk konstruksi bangunan, dan berasal
dari pulau Jawa.
4.
Entada : Berbentuk Liana, biasanya
disebut sebagai pohon Tarzan.
5.
Angsana
Nama Ilmiah : Pterocarpus
indicus
Suku : Fabaceae
Keterangan : Tepi daun bergelombang, ujung daun
meruncing, pangkal daun membulat, dan tipis, buah bersayap, bergetah merah, biasanya
digunakan sebagai tanaman peneduh, dapat diperbanyak dengan stek, model
arsitektur pohon tergambar pada tunasnya dan sama seperti induknya, akar
menyatu sebagai jarring pengaman nutrisi, dan berasal dari Maluku.
6.
Sindur
Nama Ilmiah : Sindora
siamensis
Suku : Fabaceae
Keterangan : Tepi daun rata, daun selalu
berpasangan, buah pipih berduri, mengeluarkan getah putih, kulit batang hitam,
habitus pohon besar, dan berasal dari pulau Sumatera.
7.
Trembesi/
Ki Hujan
Nama Ilmiah : Samane
saman
Suku : Fabaceae
Keterangan : Sebagai tanaman peneduh, pohon
berfungsi untuk menyimpan air bawah daun, nilai tajuk dan estetikanya bernilai
tinggi.
8.
Saga
Pohon
Nama Ilmiah :
Adenanthera pavonina
Suku : Fabaceae
Keterangan : Daun majemuk, buah berupa legume,
keras dan kecil, dan biasanya dijadikan pohon peneduh.
9.
Ampupu
Nama Ilmiah : Eucalypthus
alba
Suku : Myrtaceae
Keterangan : Daunnya berbintik dan mengandung
kelenjar minyak beraroma kayu putih, pertulangan daun tepi, dan kulit batang
mengelupas.
10. Pandan-pandanan
Nama Ilmiah : Pandanus
affinis kurz
Suku : Pandanaceae
Keterangan : Memiliki akar tunjang seperti
Rhizopora, percabangan simetris, dan buah majemuk.
11. Gayam
Nama Ilmiah : Inocarpus
fagiferus
Suku : Fabaceae
Keterangan : Daun tunggal, berbeda dengan jenis
Fabaceae lainnya.
12. Keben
Nama Ilmiah : Barringtonia
asiatica
Suku : Leycitidaceae
Keterangan : Daunnya berupa daun duduk, buahnya
berbentuk lampion, tidak memiliki tangkai, dan memiliki stamen yang melimpah.
13. Pedada
Nama Ilmiah : Sonneratia
caseolaris
Suku : Soneratiaceae
Keterangan : Berdaun kecil, tebal, dan kaku,
tulang daun tidak terlihat jelas, tulang daun berwarna kuning, tangkai daun
berwarna merah jambu, akar pasak, hidup di hutan mangrove, dan toleran
terahadap air tawar.
14. Duabanga/
Benuang Laki
Nama Ilmiah : Duabanga
moluccana
Suku : Soneratiaceae
Keterangan : Pertulangan daun marginal vein,
daun opposite, sebagai tumbuhan pioner, dan tahan pada kondisi yang ekstrim.
15. Sempur
Nama Ilmiah : Dillenia
pteropoda
Suku : Dileniaceae
Keterangan : Tepi daun bergerigi, daun penumpu
bulat, buah dapat dimakan, dan disebut sebagai pohon perempuan.
16. Bisbul
Nama
Ilmiah : Diospyros philippensis
Suku : Ebenaceae
Keterangan : Kulit batang berwarna hitam, tata daun berseling satu bidang, daun
tebal dan kaku, buah dapat dimakan disebut butter fruit, dan bagian atas daun
terdapat bintik putih.
17. Salam
Nama
Ilmiah : Syzygium polyanthum
Suku : Myrtaceae
Keterangan : Buah matang berwarna hitam dan
manis, ranting hitam, buah buni, daun berkelenjar minyak, dapat dimanfaatkan
sebagai kayu bakar, dan multi purpose tree species.
18. Kelapa Sawit
Nama Ilmiah : Elaesis
guineensis
Suku : Arecaceae
Keterangan : Daun berbentuk kipas, buahnya
digunakan untuk bahan baku minyak.
19. Lontar
Nama Ilmiah : Borassus
flabellifer
Suku : Arecaceae
Keterangan : Penghasil buah lontar, daun
majemuk berbentuk kipas, daun kaku dan tebal, dan dijadikan bahan baku pembuat
kerajinan tangan.
20. Sagu
Nama Ilmiah : Metroxylon
sagu
Suku : Arecaceae
Keterangan : Bersifat monocarpic, bunga
terminal, daun majemuk, penghasil tepung sagu, dan di pertulangan daun dan
pinggir daun berduri.
21. Ulin/ Kayu Besi
Nama
Ilmiah : Eusideroxylon zwageri
Suku : Lauraceae
Keterangan : Kayu berwarna hitam, daun besar
dan kaku, kayu kuat dan awet, tepi daun rata, ranting berwarna coklat
kemerahan, jika di permukaan air akan tenggelam, mengandung senyawa eusideron
(zat pengawet alami), berasal dari Pulau Kalimantan dan provinsi Sumatera
Selatan.
22. Ki putri
Nama
Ilmiah : Podocarpus neriifolius
Suku : Podoocarpaceae
Keterangan : Daun tunggal, alternate, bentuk
daun lanset, daun lebih pendek dari jamuju, daun simetris, tulang daun sejajar,
perbedaan warna bagian atas dan bawah daun jelas.
23. Jamuju
Nama
Ilmiah : Podocarpus imbricatus
Suku : Podocarpaceae
Keterangan : Daun tunggal, bentuk daun lanset,
asimetris, lebih panjang dari ki putri.
24. Araukaria
Nama
Ilmiah : Araucaria cunninghamii
Suku : Araucariaceae
Keterangan : Daun majemuk berbentuk paku,
dijadikan tanaman hias, ujung daun tajam, batang bersisik dan berasal dari Papua.
25. Agathis
Nama
Ilmiah : Agathis dammara
Suku : Araucariaceae
Keterangan : Daun runcing, tebal, permukaan
daun berlapis lilin, mengeluarkan dammar, daun lebar dan biji telanjang.
26. Melinjo
Nama
Ilmiah : Gnetum gnemon
Suku : Gnetaceae
Keterangan : Daun lebar, buah gymnospermae
(biji telanjang), disebut sebagai jenis transisi antara gymnospermae dan
angiospermae, buah dan daun bisa dijadikan sayur.
27. Pinus/ Tusam
Nama
Ilmiah : Pinus caribaea
Suku : Pinaceae
Keterangan : Dalam satu vesicle terdapat dua
atau tiga helaian daun, batang tidak bersisik, daun lebih lebar dan kaku.
28. Coffe
Nama
Ilmiah : Nephora pierrei
Suku : Rubiaceae
Keterangan : Daun selalu berhadapan, mahkota
bunga berbentuk tabung, berasal dari provinsi Bengkulu.
29. Kina
Nama
Ilmiah : Sincona sucerubia
Suku : Rubiaceae
Keterangan : Dijadikan obat untuk malaria, hidup
di ketinggian tertentu.
30. Horsfieldia
Nama
Ilmiah : Horsfielda iryagedhi
Suku : Myristicaceae
Keterangan : -
31. Karet kerbau
Nama
Ilmiah : Ficus elastica
Suku : Moraceae
Keterangan : Daun tunggal, bergetah putih, kunat
cincin rapat, bersifat mencekik pada tumbuhan inangnya, buah semu pakan satwa
liar.
32. Matoa
Nama
Ilmiah : Pometia pinnata
Suku : Sapindaceae
Keterangan : Daun besar dengan tepi bergerigi
dan bergelombang, semakin ke bawah daun semakin kecil, menghasilkan kayu
komersil, berasal dari Srilanka dan Indo Cina.
33. Rambutan
Nama
Ilmiah : Nephelium laapaceum
Suku : Sapindaceae
Keterangan : Daun majemuk ganda satu, alternate,
ellips, pada ketiak daun tumbuh tunas, anak daun memanjang, dapat dimakan.
Berasal dari pulau Sumatra.
34. Harpulia
Nama
Ilmiah : Harpullia sphaeroloba
Suku : Sapindaceae
Keterangan : Daun tunggal, bergelombang,
asimetris, aroma khas.
35. Leci (Pohon tertua di Kebun Raya Bogor)
Nama
Ilmiah : Litchi chinensis
Suku : Sapindaceae
Keterangan : Koleksi pohon tertua di Kebun Raya
Bogor, ditanam pada tahun 1823, kayu bernilai ekonomis, buah dapat dimakan, dan
berasal dari China.
36. Bintaro
Nama
Ilmiah : Cerberra odollan
Suku : Apocynaceae
Keterangan : Dimanfaatkan Sebagai pohon
peneduh, bijinya digunakan untuk bahan baku pembuatan bunga kering, biji dan
buahnya beracun.
37. Jelutung
Nama
Ilmiah : Dyera costulata
Suku : Apocynaceae
Keterangan : Pohon berbatang silindris,
getahnya digunakan dalam industri pembuatan permen karet. Berasal dari
Sumatera.
38. Pulai
Nama
Ilmiah : Alstonia scholaris/ Alstonia angustiloba
Suku : Apocynaceae
Keterangan : Daun tunggal, bergetah putih dan
lengket, verticillate, bentuk daun oblongus, belakang daun berwarna putih,
digunakan untuk kerajinan wayang dan bahan untuk pembuatan pensil, tumbuh di
hutan gambut dan berasal dari Sumatera.
39. Sawo duren
Nama Ilmiah :
Chrysophyllum cainito
Suku : Sapotaceae
Keterangan : Daun tunggal, bagian bawah daun
berwarna emas keperakan, buah buni berwarna hijau, dapat dikonsumsi, ranting
daun berwarna coklat keemasan dan berbulu serta bunga berkumpul di ketiak daun.
40. Nyatoh
Nama Ilmiah : Payena
leerii
Suku : Sapotaceae
Keterangan : Daun tunggal, sebagai tanaman
peneduh, getah berwarna putih, jika di robek di bagian tengah daun, akan
terlihat adanya serat-serat, berasal dari pulau Sumatera.
41. Sawo Kecik
Nama Ilmiah : Manilkara
kauki
Suku : Sapotaceae
Keterangan : Daun tunggal, tata daun alternate
distichous, daun berkumpul di ujung ranting, cabang berupa terminalia, buah
dapat dikonsumsi.
42. Coklat
Nama Ilmiah : Theobroma
cacao
Suku : Sterculiaceae
Keterangan : Berbiji coklat, hidup di dataran
rendah <500 mdpl, hidup di tempat lembab dan tropis, dapat digunakan untuk
pembuat coklat dan juga pengobatan. Dahulu biasanya sebagai makanan untuk dewa
(Raja dan keluarga kerajaan). Pohon ini berasal dari Amerika.
43. Mendarahan
Nama Ilmiah : Knema
laurina
Suku : Myristicaceae
Keterangan : Daun tunggal, bagian bawah daun
dan pertulangan daun berbulu, bagian pertulangan daun berwarna kemerahan, ranting
hitam, batang kasar, dan daun panjang.
44. Dungun
Nama Ilmiah : Heritiera
littoralis
Suku : Sterculiaceae
Keterangan : Daun tunggal, bentuk daun
oblongus, daun muda lebih besar dari daun tua, tepi daun bergelombang, belakang
daun berwarna keperakan.
45. Kepuh
Nama Ilmiah : Sterculia
foetida
Suku : -
Keterangan : Daun tunggal menjari seperti daun
singkong.
46. Cola
Nama Ilmiah : Cola
acumminata
Suku : Sterculiaceae
Keterangan : Kulit batang mudah mengelupas, digunakan
sebagai penambah rasa cola pada minuman, berasal dari Afrika.
47. Nyamplung
Nama Ilmiah : Calophyllum
inophyllum
Suku : Clusiaceae
Keterangan : Daun tunggal, kaku, tata daun
opposite, obovatus, tebal, dan
berdaging. Pertulangan daun sekunder rapat dan tidak terlihat, bagian bawah
menojol. Tangkai kotak, tulang daun kuning, berasal dari Sulawesi.
48. Gandaria
Nama Ilmiah : Bouea
oppositifolia
Suku : Anacardiaceae
Keterangan : Biji dapat dikonsumsi.
49. Rengas
Nama Ilmiah : Gluta
wallichii
Suku : Anacardiaceae
Keterangan : Getah yang pertama keluar berwarna
bening, setelah itu akan teroksidasi dengan oksigen dan berubah warna menjadi
hitam, beracun, dan berbahaya. Bearasal dari Sumatera (1866).
50. Meranti merah
Nama Ilmiah : Shorea
pinanga
Suku : Dipterocarpaceae
Keterangan : Daun tunggal, daun tersusun ke
arah bawah, tepi daun rata, kaku, pertulangan daun berbentuk tangga, buah dapat
digunakan sebagai lemak nabati, ranting berbulu merah, permukaan daun berbintik
putih, warna tangkai gelap. Asal dari Malaysia.
51. Meranti kuning
Nama Ilmiah : Shorea
multiflora
Suku : Dipterocarpaceae
Keterangan : Daun tunggal, permukaan bawah daun
dan tangkai daun hijau kekuningan, pertulangan daun jelas, tepi daun
bergelombang, daun berbintik kuning, penghasil dammar mata kuning, digunakan untuk
dempul, getah dammar untuk cat.
52. Keruing
Nama Ilmiah : Dipterocarpus
trinervis
Suku : Dipterocarpaceae
Keterangan : Daun tunggal, alternate, bentuk
daun oval, pertulangan daun tangga scalaformis, terdapat kunat cincin, tepi
daun bergelombang, batang tinggi besar, digunakan untuk membuat bantalan
gergaji.
53. Gaharu
Nama Ilmiah : Aquilaria
malaccensis
Suku :
Thymelaeaceae
Keterangan : Daun tunggal, alternate, oval, tepi
daun bergelombang, sedikit berbulu, disuntikan semacam bakteri untuk menghasilkan
infeksi yang menciptakan gumpalan gaharu (gubal) yang bernilai tinggi.
54. Kamper
Nama Ilmiah : Dryobalanops
aromatica
Suku :
Dipterocarpaceae
Keterangan : Daun hujau muda, bentuk daun bulat
telur.
55. Beringin
Nama Ilmiah : Ficus
albifila
Suku : Moraceae
Keterangan : Bergetah putih, tempat
bersarangnya lebah hutan, sebagai pohon betina pada pohon jodoh di Kebun Raya
Bogor (mulai tahun 1866).
56. Meranti tembaga
Nama Ilmiah : Shorea
leprosula
Suku : Dipterocarpaceae
Keterangan : Pohon jantan pada pohon jodoh di
Kebun Raya Bogor.
57. Cemara aru
Nama Ilmiah : Casuarina
sumatrana
Suku : Casuarinaceae
Keterangan : Daun pendek, banyak percabangan, daun
muda hijau, ranting lebih pendek, buah gada seperti senjata.
58. Pasang
Nama Ilmiah : Quercus
sundaica
Suku : Fagaceae
Keterangan : Daun tunggal, alternate, oblong, tangkai
daun hijau dan buah memiliki kupula.
59. Saninten
Nama Ilmiah : Castanopsis
javanica
Suku : Fagaceae
Keterangan : Daun tunggal, daun lebih kecil dan
lebih coklat dibanding daun pasang, tepi daun rata, batang agak kehitam-hitaman.
60. Ki Burahol (pohon terakhir yang dikunjungi)
Nama Ilmiah : Stelechocarpus
burahol
Suku : Annonaceae
Keterangan :
Daun tunggal, besar, bentuk oblong, ujung daun runcing, tepi daun rata, tangkai
gelap, daun kaku. Buah beranting dan menempel di batang (cauliflora), daun
digunakan sebagai penghilang bau badan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kuliah lapang Dendrologi di Kebun Raya Bogor
merupakan kegiatan kuliah yang secara langsung menampilkan tumbuhan-tumbuhan secara
asli dan nyata di lapangan. Kegiatan ini sangat membantu dalam memahami seputar
ilmu Dendrologi. Adanya perkuliahan lapang ini dapat memberikan suasana baru
dalam pembelajaran yang biasanya hanya diterima di ruang kelas. Penjelasan dari
dosen tentang jenis-jenis tumbuhan di Kebun Raya Bogor dapat memberikan info
baru kepada diri masing-masing mahasiswa yang diharapkan dapat membantu dalam
pembelajaran Dendrologi. Adapun materi yang dijelaskan pada kegiatan kuliah
lapang ini antara lain mengulas kembali pengetahuan tentang morfologi pohon,
menjelaskan tentang sejarah Kebun Raya Bogor yang berdiri pada tanggal 18 Mei 1817 oleh Prof. C.G.C. Reinwardt,
serta menjelaskan secara rinci dan detail tentang morfologi jenis-jenis pohon
yang terdapat di Kebun Raya Bogor mulai yang pertama kali tumbuh yaitu pohon
Leci (Litchi chinensis) sampai yang
terakhir kali tumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar