Kamis, 15 Maret 2012

KULIAH LAPANG DENDROLOGI


PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Dendrologi adalah ilmu tentang pohon, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dan taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunaannya yang terpenting, terutama pohon yang tumbuh di hutan. Dendrologi merupakan ilmu dasar dalam bidang ilmu kehutanan. Dendrologi sangat membantu untuk melakukan pengenalan terhadap jenis-jenis pohon. Dendrologi juga berkaitan secara langsung dengan ilmu-ilmu lainnya, misalnya Ekologi Hutan, Teknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumber Daya Hutan, dan sebagainya. Karena itu, Dendrologi sangat penting untuk dipelajari.
Manfaat dari mempelajari Dendrologi, mahasiswa dimungkinkan dapat mensistematisasi pengetahuan tentang pohon-pohon yang sangat banyak jenis dan ragamnya, memberikan pedoman untuk mengenal pohon-pohon tersebut, serta dapat memahami berbagai macam variasi, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan. Untuk lebih banyak mengenal jenis-jenis pohon yang ada di alam, maka diadakan kegiatan kuliah lapang Dendrologi. Kuliah Lapang Dendrologi yang pada kesempatan ini bertempat di Kebun Raya Bogor merupakan bentuk aplikasi nyata di lapangan dari hasil mempelajari ilmu Dendrologi yang selama ini telah dipelajari di dalam kelas. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal pohon dengan mengidentifikasi dengan jarak dekat. Selain itu, kuliah lapang ini dapat memberikan suasana baru bagi mahasiswa yang biasanya hanya mempelajari bagian pohon tertentu saja di dalam kelas.

1.2       Tujuan

Kegiatan kuliah lapang mata kuliah Dendrologi yang bertempat Kebun Raya Bogor ini bertujuan menyegarkan kembali pengetahuan tentang morfologi pohon, menjelaskan tentang sejarah Kebun Raya Bogor secara garis besar, menjelaskan secara rinci dan detail tentang jenis-jenis pohon yang terdapat di Kebun Raya Bogor, memberikan pemahaman dan penjelasan tentang macam-macam pohon dari mulai yang pertama kali tumbuh (umurnya tua) sampai yang terakhir kali tumbuh (umurnya muda) yang terdapat di sekitar Kebun Raya Bogor, dan menjelaskan peranan ilmu Dendrologi pada kehidupan nyata di lapangan.














BAB II
SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR

Sejarah Kebun Raya Bogor*
Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada sejak pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batu tulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Pada awal tahun 1800-an, Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik yang merupakan awal mula berdirinya Kebun Raya Bogor.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G. A. G. Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.
Selain itu, pada kesempatan lain Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt (seseorang berkebangsaan Jerman) yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen dan C. G. C. Reinwardt secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari tahun 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera, Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada tahun 1822, Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana, tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christian Carel Scheffer pada tahun 1867 yang menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Dan akhirnya pada tanggal 30 Mei 1868, Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada mulanya, kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya, kebun ini juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905). Kebun Raya Bogor telah mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai pimpinan di suatu lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
Pada saat kepemimpinannya, tokoh-tokoh tersebut telah melakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
Kebun Raya Bogor, sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti:
  • s'Lands Plantentuin
  • Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
  • Botanical Garden of Buitenzorg
  • Botanical Garden of Indonesia
  • Kebun Gede
  • Kebun Jodoh
Adapun pimpinan kebun Raya Bogor dari sejak pendirian sampai sekarang telah dipegang oleh beberapa pimpinan diantaranya:
1.            1817-1822 : Caspar Georg Karl Reinwardt (1773-1854).
2.            1823-1826 : Carl Ludwig Blume (1789-1862).
3.            1830-1869 : Johannes Elias Teijsmann (1808-1882).
4.            1869-1880 : Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer (1844-1880).
5.            1880-1905 : Melchior Treub (1851-1910).
6.            1905-1918 : Jacob Christiaan Koningsberger
7.            1918-1932 : W.M. Docters van Leeuwen (1880-1960).
8.            1932-1943 : Hermann Ernst Wolff von Wülfing (1891-1945).
9.            1943-1945 : Nakai Takenoshin (1882-1952).
10.        1948-1951 : Dirk Fok van Slooten (1891-1953).
11.        1951-1959 : Kusnoto Setyodiwirjo
12.        1959-1969 : Soedjana Kassan
13.        1969-1981 : Didin Sastrapradja
14.        1981-1983 : Made Sri Prana
15.        1983-1987 : Usep Sutisna
16.        1987-1990 : Sampurno Kadarsan
17.        1990-1997 : Suhirman
18.        1997-2002 : Dedi Darnaedi
19.        2002-2008 : Irawati
20.        2008-sekarang : Mustaid Siregar
Salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
Pada tanggal 19 Desember 1992, ditanamlah bunga bangkai jenis bunga bangkai Amorphophalus titanum Becc. (Araceae atau suku talas-talasan). Bunga ini berasal dari Muara Aimat - Jambi, dengan berat umbi 30 kg. Pada tanggal 5 Februari 1994, muncul tunas bunga, kemudian pada tanggal 9 Maret 1994 tingginya telah mencapai 1 meter. Lima hari kemudian tinggi tanaman ini bertambah menjadi 1,5 meter. Karena tanaman ini termasuk langka, maka tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang dilindungi dan dikembangbiakkan.
Pada 16 Mei 2006, memperingati 189 tahun Kebun Raya Bogor (KRB), Kedutaan Besar Jerman bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meresmikan Tugu Peringatan Reinwardt di dalam kompleks kebun. Monumen sederhana di seberang kolam depan Istana Bogor tersebut diresmikan oleh Kepala LIPI Umar Anggara Jenie dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Joachim Broudré-Gröger.
Peringatan ulang tahun ini juga dimeriahkan dengan acara "ASEAN-China Workshop Botanical Garden on Management and Plant Conservation". Selain Cina, kegiatan ini diikuti oleh negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam.

*Wikipedia.org/sejarah_kebun_raya_bogor
BAB III
METODOLOGI

3.1       Waktu dan Tempat
Kegiatan kuliah lapang mata kuliah Dendrologi ini dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010 yang bertempat di Kebun Raya Bogor dimulai pukul 08.00-12.00 WIB.

3.2       Alat dan Bahan
Adapun alat yang dipergunakan pada kuliah lapang ini adalah:
1.      Alat Tulis
2.      Camera Digital
3.      Alat Perekam Suara
4.      Papan Berjalan
Sedangkan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah:
1.      Pohon-pohon di sekitar Kebun Raya Bogor
2.      Kertas Panduan Dosen Pendamping Kuliah Lapang Dendrologi

3.3       Metode Pelaksanaan
Kegiatan kuliah lapang dilakukan pada tempat-tempat tertentu sekitar Kebun Raya Bogor. Metode atau cara yang dilakukan pada kegiatan ini adalah dengan cara mendengarkan narasumber atau pemandu perjalanan yang telah ditunjuk yang dalam hal ini dipandu oleh Bapak Ir. Iwan Hilwan, MS. (Dosen mata kuliah Dendrologi) untuk menjelaskan tentang sejarah Kebun Raya Bogor dan jenis-jenis pohon yang ada di sekitar lokasi tersebut. Hasil dari pembicaraan narasumber tadi akan dituliskan pada laporan kuliah lapang dengan disertakan lampiran dokumentasi pohon-pohon dan tempat-tempat yang dikunjungi. Dalam kegiatan kuliah lapang ini, mahasiswa diminta untuk menyimak apa yang narasumber sampaikan, mengamati seluruh jenis pohon atau tempat yang dikunjungi, mencatat hasil kunjungannya (nama pohon, nama ilmiah, tahun ditanam, dan lain-lain), serta dokumentasi tempat dan pohon-pohon yang telah dikunjungi.
















BAB IV
HASIL OBSERVASI

Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor pertama kali didirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh Botanis Jerman yang bernama Prof. C.G.C. Reinwardt dengan luas 47 Ha, yang kemudian sekarang sudah berkembang menjadi 87 Ha, termasuk wilayah Istana Bogor. Tujuan didirikannya Kebun Raya Bogor ini adalah sebagai sarana koleksi tumbuhan Tropika dataran rendah beriklim basah dengan ketinggian sekitar 260 mdpl dan CH 3000-4000 mm per tahun. Jumlah koleksi tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor ini sampai dengan hasil pendataan bulan Januari tahun 2006 tercatat sebanyak 222 suku, 1257 marga, dan 3423 spesies serta 13.684 spesimen tanaman hidup.
Selain Kebun Raya Bogor, dibangun juga kebun raya lain sebagai cabang tempat koleksi tumbuhan yang lainnya, diantaranya:
1.      Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya Cibodas dibangun pada tahun 1852 yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat dengan luas sekitar 120 Ha dan ketinggian mencapai 1400 mdpl. Kebun Raya ini merupakan sarana koleksi tumbuhan tropika pegunungan beriklim basah dan subtropika.
2.      Kebun Raya Purwodadi
Kebun Raya Purwodadi dibangun pada tahun 1941 yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur dengan luas sekitar 87 Ha dan ketinggian mencapai 250 mdpl. Kebun Raya ini merupakan sarana koleksi tumbuhan tropika dataran rendah beriklim kering.
3.      Kebun Raya Ekakarya
Kebun Raya Ekakarya dibangun pada tahun 1959 yang berlokasi di Bedugul, Bali dengan luas sekitar 159,4 Ha dan ketinggian mencapai 1400 mdpl. Kebun Raya ini merupakan kebun raya terbesar di Indonesia yang berisi tumbuhan tropika pegunungan beriklim kering.

Tugas dan Fungsi Kebun Raya Bogor
1.      Sarana Konservasi tumbuhan Ex-situ yang dibentuk oleh LIPI (lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
2.      Sarana Penelitian Obat, tanaman hias, dan Lansekap
3.      Sarana Pendidikan
4.      Sarana Wisata (± 1 juta orang per tahun)

Tumbuhan-tumbuhan yang dikunjungi:
Adapun jenis-jenis tumbuhan yang dikunjungi pada kuliah lapang ini adalah sebagai berikut:
1.      Kempas (Pohon pertama yang dikunjungi)
Nama Ilmiah         : Coompassia excelsa
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Akar berbanir unik, lebar dan menjulur, batang silinder, daun majemuk menyirip ganda satu, tata daun alternate distichous, sebagai habitat lebah madu hutan, termasuk buah legume, habitus tinggi besar, dan berasal dari Kalimantan.
2.      Asam Londoy
Nama Ilmiah         : Pithechelebium dulce
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Daun dan buah kecil, buah dan biji berwarna putih, digunakan sebagai pelindung  atau tempat peneduh, tumbuh di daerah pantai, dan berasal dari Australia.
3.      Merbau
Nama Ilmiah         : Intsia bijuga
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Kulit batang mengelupas, daun majemuk dan tumbuh di hutan pantai, cocok untuk konstruksi bangunan, dan berasal dari pulau Jawa.
4.      Entada                   : Berbentuk Liana, biasanya disebut sebagai pohon Tarzan.
5.      Angsana
Nama Ilmiah         : Pterocarpus indicus
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Tepi daun bergelombang, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, dan tipis, buah bersayap, bergetah merah, biasanya digunakan sebagai tanaman peneduh, dapat diperbanyak dengan stek, model arsitektur pohon tergambar pada tunasnya dan sama seperti induknya, akar menyatu sebagai jarring pengaman nutrisi, dan berasal dari Maluku.
6.      Sindur
Nama Ilmiah         : Sindora siamensis
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Tepi daun rata, daun selalu berpasangan, buah pipih berduri, mengeluarkan getah putih, kulit batang hitam, habitus pohon besar, dan berasal dari pulau Sumatera.
7.      Trembesi/ Ki Hujan
Nama Ilmiah         : Samane saman
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Sebagai tanaman peneduh, pohon berfungsi untuk menyimpan air bawah daun, nilai tajuk dan estetikanya bernilai tinggi.
8.      Saga Pohon
Nama  Ilmiah        : Adenanthera pavonina
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Daun majemuk, buah berupa legume, keras dan kecil, dan biasanya dijadikan pohon peneduh.
9.      Ampupu
Nama Ilmiah         : Eucalypthus alba
Suku                      : Myrtaceae
Keterangan            : Daunnya berbintik dan mengandung kelenjar minyak beraroma kayu putih, pertulangan daun tepi, dan kulit batang mengelupas.
10.  Pandan-pandanan
Nama Ilmiah         : Pandanus affinis kurz
Suku                      : Pandanaceae
Keterangan            : Memiliki akar tunjang seperti Rhizopora, percabangan simetris, dan buah majemuk.
11.  Gayam
Nama Ilmiah         : Inocarpus fagiferus
Suku                      : Fabaceae
Keterangan            : Daun tunggal, berbeda dengan jenis Fabaceae lainnya.
12.  Keben
Nama Ilmiah         : Barringtonia asiatica
Suku                      : Leycitidaceae
Keterangan            : Daunnya berupa daun duduk, buahnya berbentuk lampion, tidak memiliki tangkai, dan memiliki stamen yang melimpah.
13.  Pedada
Nama Ilmiah         : Sonneratia caseolaris
Suku                      : Soneratiaceae
Keterangan            : Berdaun kecil, tebal, dan kaku, tulang daun tidak terlihat jelas, tulang daun berwarna kuning, tangkai daun berwarna merah jambu, akar pasak, hidup di hutan mangrove, dan toleran terahadap air tawar.
14.  Duabanga/ Benuang Laki
Nama Ilmiah         : Duabanga moluccana
Suku                      : Soneratiaceae
Keterangan            : Pertulangan daun marginal vein, daun opposite, sebagai tumbuhan pioner, dan tahan pada kondisi yang ekstrim.
15.  Sempur
Nama Ilmiah         : Dillenia pteropoda
            Suku                      : Dileniaceae
                              Keterangan            : Tepi daun bergerigi, daun penumpu bulat, buah dapat dimakan, dan disebut sebagai pohon perempuan.
16.  Bisbul
            Nama Ilmiah         : Diospyros philippensis
            Suku                      : Ebenaceae
                              Keterangan            : Kulit batang berwarna  hitam, tata daun berseling satu bidang, daun tebal dan kaku, buah dapat dimakan disebut butter fruit, dan bagian atas daun terdapat bintik putih.
17.  Salam
            Nama Ilmiah         : Syzygium polyanthum
            Suku                      : Myrtaceae
                              Keterangan            : Buah matang berwarna hitam dan manis, ranting hitam, buah buni, daun berkelenjar minyak, dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, dan multi purpose tree species.
18.  Kelapa Sawit
Nama Ilmiah         : Elaesis guineensis
Suku                      : Arecaceae
                              Keterangan            : Daun berbentuk kipas, buahnya digunakan untuk bahan baku minyak.
19.  Lontar
Nama Ilmiah         : Borassus flabellifer
            Suku                      : Arecaceae
                              Keterangan            : Penghasil buah lontar, daun majemuk berbentuk kipas, daun kaku dan tebal, dan dijadikan bahan baku pembuat kerajinan tangan.
20.  Sagu
Nama Ilmiah         : Metroxylon sagu
            Suku                      : Arecaceae
            Keterangan            : Bersifat monocarpic, bunga terminal, daun majemuk, penghasil tepung sagu, dan di pertulangan daun dan pinggir daun berduri.
21.  Ulin/ Kayu Besi
            Nama Ilmiah         : Eusideroxylon zwageri
            Suku                      : Lauraceae     
                              Keterangan            : Kayu berwarna hitam, daun besar dan kaku, kayu kuat dan awet, tepi daun rata, ranting berwarna coklat kemerahan, jika di permukaan air akan tenggelam, mengandung senyawa eusideron (zat pengawet alami), berasal dari Pulau Kalimantan dan provinsi Sumatera Selatan.
22.  Ki putri
            Nama Ilmiah         : Podocarpus neriifolius
            Suku                      : Podoocarpaceae
                              Keterangan            : Daun tunggal, alternate, bentuk daun lanset, daun lebih pendek dari jamuju, daun simetris, tulang daun sejajar, perbedaan warna bagian atas dan bawah daun jelas.
23.  Jamuju
            Nama Ilmiah         : Podocarpus imbricatus
            Suku                      : Podocarpaceae
                              Keterangan            : Daun tunggal, bentuk daun lanset, asimetris, lebih panjang dari ki putri.
24.  Araukaria
            Nama Ilmiah         : Araucaria cunninghamii
            Suku                      : Araucariaceae
                              Keterangan            : Daun majemuk berbentuk paku, dijadikan tanaman hias, ujung daun tajam, batang bersisik dan berasal dari Papua.
25.  Agathis
            Nama Ilmiah         : Agathis dammara
            Suku                      : Araucariaceae
                              Keterangan            : Daun runcing, tebal, permukaan daun berlapis lilin, mengeluarkan dammar, daun lebar dan biji telanjang.
26.  Melinjo
            Nama Ilmiah         : Gnetum gnemon
            Suku                      : Gnetaceae
                              Keterangan            : Daun lebar, buah gymnospermae (biji telanjang), disebut sebagai jenis transisi antara gymnospermae dan angiospermae, buah dan daun bisa dijadikan sayur.
27.  Pinus/ Tusam
            Nama Ilmiah         : Pinus caribaea
            Suku                      : Pinaceae
                              Keterangan            : Dalam satu vesicle terdapat dua atau tiga helaian daun, batang tidak bersisik, daun lebih lebar dan kaku.
28.  Coffe
            Nama Ilmiah         : Nephora pierrei
            Suku                      : Rubiaceae
                              Keterangan            : Daun selalu berhadapan, mahkota bunga berbentuk tabung, berasal dari provinsi Bengkulu.
29.  Kina
            Nama Ilmiah         : Sincona sucerubia
            Suku                      : Rubiaceae
                              Keterangan            : Dijadikan obat untuk malaria, hidup di ketinggian tertentu.
30.  Horsfieldia
            Nama Ilmiah         : Horsfielda iryagedhi
            Suku                      : Myristicaceae
            Keterangan            : -
31.  Karet kerbau
            Nama Ilmiah         : Ficus elastica
            Suku                      : Moraceae
                              Keterangan            : Daun tunggal, bergetah putih, kunat cincin rapat, bersifat mencekik pada tumbuhan inangnya, buah semu pakan satwa liar.
32.  Matoa
            Nama Ilmiah         : Pometia  pinnata
            Suku                      : Sapindaceae 
                              Keterangan            : Daun besar dengan tepi bergerigi dan bergelombang, semakin ke bawah daun semakin kecil, menghasilkan kayu komersil, berasal dari Srilanka dan Indo Cina.
33.  Rambutan
            Nama Ilmiah         : Nephelium laapaceum
            Suku                      : Sapindaceae
                              Keterangan            : Daun majemuk ganda satu, alternate, ellips, pada ketiak daun tumbuh tunas, anak daun memanjang, dapat dimakan. Berasal dari pulau Sumatra.
34.  Harpulia
            Nama Ilmiah         : Harpullia sphaeroloba
            Suku                      : Sapindaceae
                              Keterangan            : Daun tunggal, bergelombang, asimetris, aroma khas.
35.  Leci (Pohon tertua di Kebun Raya Bogor)
            Nama Ilmiah         : Litchi chinensis
            Suku                      : Sapindaceae
                              Keterangan            : Koleksi pohon tertua di Kebun Raya Bogor, ditanam pada tahun 1823, kayu bernilai ekonomis, buah dapat dimakan, dan berasal dari China.
36.  Bintaro
            Nama Ilmiah         : Cerberra odollan
            Suku                      : Apocynaceae
                              Keterangan            : Dimanfaatkan Sebagai pohon peneduh, bijinya digunakan untuk bahan baku pembuatan bunga kering, biji dan buahnya beracun.
37.  Jelutung
            Nama Ilmiah         : Dyera costulata
            Suku                      : Apocynaceae
                              Keterangan            : Pohon berbatang silindris, getahnya digunakan dalam industri pembuatan permen karet. Berasal dari Sumatera.
38.  Pulai
            Nama Ilmiah         : Alstonia scholaris/ Alstonia angustiloba
            Suku                      : Apocynaceae
                              Keterangan            : Daun tunggal, bergetah putih dan lengket, verticillate, bentuk daun oblongus, belakang daun berwarna putih, digunakan untuk kerajinan wayang dan bahan untuk pembuatan pensil, tumbuh di hutan gambut dan berasal dari Sumatera.
39.  Sawo duren
Nama Ilmiah         : Chrysophyllum cainito
Suku                      : Sapotaceae
Keterangan            : Daun tunggal, bagian bawah daun berwarna emas keperakan, buah buni berwarna hijau, dapat dikonsumsi, ranting daun berwarna coklat keemasan dan berbulu serta bunga berkumpul di ketiak daun.
40.  Nyatoh
Nama Ilmiah         : Payena leerii
Suku                      : Sapotaceae
Keterangan            : Daun tunggal, sebagai tanaman peneduh, getah berwarna putih, jika di robek di bagian tengah daun, akan terlihat adanya serat-serat, berasal dari pulau Sumatera.
41.  Sawo Kecik
Nama Ilmiah         : Manilkara kauki
Suku                      : Sapotaceae
Keterangan            : Daun tunggal, tata daun alternate distichous, daun berkumpul di ujung ranting, cabang berupa terminalia, buah dapat dikonsumsi.
42.  Coklat
Nama Ilmiah         : Theobroma cacao
Suku                      : Sterculiaceae
Keterangan            : Berbiji coklat, hidup di dataran rendah <500 mdpl, hidup di tempat lembab dan tropis, dapat digunakan untuk pembuat coklat dan juga pengobatan. Dahulu biasanya sebagai makanan untuk dewa (Raja dan keluarga kerajaan). Pohon ini berasal dari Amerika.
43.  Mendarahan
Nama Ilmiah         : Knema laurina
Suku                      : Myristicaceae
Keterangan            : Daun tunggal, bagian bawah daun dan pertulangan daun berbulu, bagian pertulangan daun berwarna kemerahan, ranting hitam, batang kasar, dan daun panjang.
44.  Dungun
Nama Ilmiah         : Heritiera littoralis
Suku                      : Sterculiaceae
Keterangan            : Daun tunggal, bentuk daun oblongus, daun muda lebih besar dari daun tua, tepi daun bergelombang, belakang daun berwarna keperakan.
45.  Kepuh
Nama Ilmiah         : Sterculia foetida
Suku                      : -
Keterangan            : Daun tunggal menjari seperti daun singkong.
46.  Cola
Nama Ilmiah         : Cola acumminata
Suku                      : Sterculiaceae
Keterangan            : Kulit batang mudah mengelupas, digunakan sebagai penambah rasa cola pada minuman, berasal dari Afrika.

47.  Nyamplung
Nama Ilmiah         : Calophyllum inophyllum
Suku                      : Clusiaceae
Keterangan            : Daun tunggal, kaku, tata daun opposite, obovatus, tebal,  dan berdaging. Pertulangan daun sekunder rapat dan tidak terlihat, bagian bawah menojol. Tangkai kotak, tulang daun kuning, berasal dari Sulawesi.
48.  Gandaria
Nama Ilmiah         : Bouea oppositifolia
Suku                      : Anacardiaceae
Keterangan            : Biji dapat dikonsumsi.
49.  Rengas
Nama Ilmiah         : Gluta wallichii
Suku                      : Anacardiaceae
Keterangan            : Getah yang pertama keluar berwarna bening, setelah itu akan teroksidasi dengan oksigen dan berubah warna menjadi hitam, beracun, dan berbahaya. Bearasal dari Sumatera (1866).
50.  Meranti merah
Nama Ilmiah         : Shorea pinanga
Suku                      : Dipterocarpaceae
Keterangan            : Daun tunggal, daun tersusun ke arah bawah, tepi daun rata, kaku, pertulangan daun berbentuk tangga, buah dapat digunakan sebagai lemak nabati, ranting berbulu merah, permukaan daun berbintik putih, warna tangkai gelap. Asal dari Malaysia.
51.  Meranti kuning
Nama Ilmiah         : Shorea multiflora
Suku                      : Dipterocarpaceae
Keterangan            : Daun tunggal, permukaan bawah daun dan tangkai daun hijau kekuningan, pertulangan daun jelas, tepi daun bergelombang, daun berbintik kuning, penghasil dammar mata kuning, digunakan untuk dempul, getah dammar untuk cat.
52.  Keruing
Nama Ilmiah         : Dipterocarpus trinervis
Suku                      : Dipterocarpaceae
Keterangan            : Daun tunggal, alternate, bentuk daun oval, pertulangan daun tangga scalaformis, terdapat kunat cincin, tepi daun bergelombang, batang tinggi besar, digunakan untuk membuat bantalan gergaji.
53.  Gaharu
Nama Ilmiah         : Aquilaria malaccensis
Suku                      : Thymelaeaceae
Keterangan            : Daun tunggal, alternate, oval, tepi daun bergelombang, sedikit berbulu, disuntikan semacam bakteri untuk menghasilkan infeksi yang menciptakan gumpalan gaharu (gubal) yang bernilai tinggi.
54.  Kamper
Nama Ilmiah         : Dryobalanops aromatica
Suku                      : Dipterocarpaceae
Keterangan            : Daun hujau muda, bentuk daun bulat telur.
55.  Beringin
Nama Ilmiah         : Ficus albifila
Suku                      : Moraceae
Keterangan            : Bergetah putih, tempat bersarangnya lebah hutan, sebagai pohon betina pada pohon jodoh di Kebun Raya Bogor (mulai tahun 1866).
56.  Meranti tembaga
Nama Ilmiah         : Shorea leprosula
Suku                      : Dipterocarpaceae
Keterangan            : Pohon jantan pada pohon jodoh di Kebun Raya Bogor.
57.  Cemara aru
Nama Ilmiah         : Casuarina sumatrana
Suku                      : Casuarinaceae
Keterangan            : Daun pendek, banyak percabangan, daun muda hijau, ranting lebih pendek, buah gada seperti senjata.
58.  Pasang
Nama Ilmiah         : Quercus sundaica
Suku                      : Fagaceae
Keterangan            : Daun tunggal, alternate, oblong, tangkai daun hijau dan buah memiliki kupula.
59.  Saninten
Nama Ilmiah         : Castanopsis javanica
            Suku                      : Fagaceae
Keterangan            : Daun tunggal, daun lebih kecil dan lebih coklat dibanding daun pasang, tepi daun rata, batang agak kehitam-hitaman.
60.  Ki Burahol (pohon terakhir yang dikunjungi)
Nama Ilmiah         : Stelechocarpus burahol
            Suku                      : Annonaceae
Keterangan            : Daun tunggal, besar, bentuk oblong, ujung daun runcing, tepi daun rata, tangkai gelap, daun kaku. Buah beranting dan menempel di batang (cauliflora), daun digunakan sebagai penghilang bau badan.




















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1       Kesimpulan

Kuliah lapang Dendrologi di Kebun Raya Bogor merupakan kegiatan kuliah yang secara langsung menampilkan tumbuhan-tumbuhan secara asli dan nyata di lapangan. Kegiatan ini sangat membantu dalam memahami seputar ilmu Dendrologi. Adanya perkuliahan lapang ini dapat memberikan suasana baru dalam pembelajaran yang biasanya hanya diterima di ruang kelas. Penjelasan dari dosen tentang jenis-jenis tumbuhan di Kebun Raya Bogor dapat memberikan info baru kepada diri masing-masing mahasiswa yang diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran Dendrologi. Adapun materi yang dijelaskan pada kegiatan kuliah lapang ini antara lain mengulas kembali pengetahuan tentang morfologi pohon, menjelaskan tentang sejarah Kebun Raya Bogor yang berdiri pada tanggal 18 Mei 1817 oleh Prof. C.G.C. Reinwardt, serta menjelaskan secara rinci dan detail tentang morfologi jenis-jenis pohon yang terdapat di Kebun Raya Bogor mulai yang pertama kali tumbuh yaitu pohon Leci (Litchi chinensis) sampai yang terakhir kali tumbuh.

5.2       Saran

Kuliah lapang Dendrologi di Kebun Raya Bogor ini sudah sering kali dan setiap tahun diselenggarakan oleh departemen Silvikultur-Fakultas Kehutanan IPB yang dalam hal ini sebagai pengampu mata kuliah Dendrologi, hanya saja pengaplikasiannya dalam hal pemberian materi dari narasumber dirasa kurang efektif jika hanya satu orang pemandu yang menghadapi sekitar 100 orang mahasiswa setiap satu kali perjalanan dan sejauh ini belum dapat ditemukan sebuah mekanisme yang efisien. Oleh karena itu, perlu adanya beberapa pemikiran dan perubahan baru yang diharapkan mampu membuat perubahan untuk menjadikan kuliah lapang dendrologi ini menjadi lebih baik untuk ke depannya.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger