Kamis, 29 Maret 2012

PENGAMATAN MIKROSKOP DAN PEMBUATAN PREPARAT


Nama   : Jajang Roni Aunul Kholik
NIM    : E14090090

LAPORAN ILMU PENYAKIT HUTAN
PENGAMATAN MIKROSKOP DAN PEMBUATAN PREPARAT

Tabel 1. Hasil data praktikum
Akar Zea mays
4x10
Akar Zea mays
10x10
Aspergillus Niger
Batang Zea mays
4x10
Batang Zea mays
10x10
Batang Zea mays
40x10
Daun Zea mays
4x10
Daun Zea mays
10x10
Rhizopus Sekat
Rhizopus Sekat Konidia
Stomata
4x10
Stomata
10x10


Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ini adalah mengenai pengamatan struktur dan morfologi bagian tumbuhan yaitu bagian akar, batang, daun, dan stomata jagung (Zea mays) serta pengamatan bagian Rhizopus dengan perbesaran sekitar 4x10, 10x10, dan 40x10. Pada akar tanaman jagung setelah dilakukan pengamatan terdapat epidermis, korteks, endodermis, floem, dan xylem serta bagian empulur. Akar tanaman jagung (Zea mays) mempunyai tipe akar polirkh yaitu memiliki jumlah ikatan xylem yang banyak. Struktur umum dari bagian luar ke dalam adalah sebagai berikut: epidermis (pada akar muda, jika tua digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus), kadang dijumpai hypodermis sebagai derivate epidermis, parenkim, korteks, stele, dan berkas pembuluh. Jaringan penyusun akar adalah epidermis, korteks, endodermis, perisikel, dan stele (jaringan pengangkut).
Tanaman jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Fungsi lain dari akar secara umum adalah untuk mencari zat hara, air, dan garam mineral dari dalam tanah. Selain itu, ada fungsi khusus, misalnya sebagai penyimpan hasil fotosintesis (sebagai cadangan makanan) (Mulyono, 2011).
Selanjutnya adalah pengamatan bagian batang jagung. Secara umum, pada bagian batang jagung (Zea mays) tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan jaringan pengangkut (xylem dan floem). Untuk jaringan pengangkut pada tanaman jagung ini tersusun dalam berkas-berkas dan tersebar di seluruh permukaan batang. Di antara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim.
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, terdiri atas sejumlah ruas, dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi dan lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Genotipe jagung yang mepunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Mulyono, 2011).
Fungsi batang yaitu  untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu juga sebagian alat transportasi yaitu jalan pengangkutan  air dan zat makanan dari akar ke daun dan jalan pengangkutan hasil amilasi dari daun ke bagian lain, baik yang berada di bawah maupun diatas tanah. Struktur  batang tumbuhan berpembuluh sangat bervariasi.
Di antara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Daerah parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar. Selain terdapat parenkim, dalam pengamatan  pada bagian batang juga terdapat kolenkim angular (kolenkim sudut) berupa penebalan dinding sel yang terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel (Mulyono, 2011).
Ikatan pada batang Zea mays yang memperlihatkan lacuna sebagai hasil perkembangan dari pemisahan perenkima dari dua elemen protoxilem yang mengelilinginya. Pada silinder pusat dibedakan dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang bisanya sebelah luar. Setiap untaiannya disebut berkas pembuluh. Berkas pebuluh yang floemnya hanya dibagian luar.
Pengamatan selanjutnya adalah mengenai daun jagung (Zea mays). Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Pada daun Zea mays dapat dilihat stomata yang nampak jelas terlihat, stomata pada Zea mays ini bertipe diasitik.
Tanaman jagung termasuk dalam golongan monokotil. Terdapat sel kipas atau buliform yang fungsinya untuk pelekukan pada saat musim kemarau. Selain itu, juga terdapat seludang pembuluh. Jaringan mesofilnya tersusun atas sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons.
Pada daun terdapat jaringan epidermis yaitu pada daun jagung struktur selnya rapat, dilapisi kutikula (lapisan lilin), antara permukaan atas dan bawah umunya berbeda. Pada daun jagung, sel epidermis hanya terdiri dari satu lapisan sel saja. Jaringan selanjutnya adalah jaringan dasar. Pada jaringan ini akan banyak ditemukan mesofil yang merupakan bagian utama dari helai daun dan mengandung kloroplas serta ruang antar sel. Biasanya terdiri dari jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spongi). Ketiga adalah jaringan pembuluh, Pada daun, jaringaaan ini letaknya tersebar di seluruh daun dengan pola tertentu yang membentuk sistem yang saling berikatan, yang biasa kita kenal dengan sistem tulang daun (Mulyono, 2011).
Pengamatan selanjutnya adalah stomata. Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu: sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
Letak stomata pada Zea mays tersusun berderet sejajar. Sel penutupnya berbentuk seperti halter yang bagian ujungnya membesar dan berdinding tipis. Bagian tengahnya memanjang, berdinding tebal, dan lumennya sempit. Jaringan penutup pada tumbuhan berfungsi sebagai pelindung organ-organ dari pengaruh luar yaitu berupa: epidermis, stomata, trikoma, dan endodermis.
Pengamatan terakhir adalah mengenai miselium. Bagian hifa yang dapat dengan mudah dilihat dengan mata telanjang ataupun melalui mikroskop apabila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan biasa dikenal sebagai miselium. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa miselium yang didapat adalah bersekat seperti terlihat pada bagian tabel gambar hasil pengamatan. Adapun hifa adalah struktur biologis berupa benang-benang halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetatif berbagai fungi ("kerajaan jamur"). Dengan kata lain, hifa adalah bentuk tubuh jamur yang sesungguhnya. Struktur berbentuk mirip payung yang biasa dikenal orang sebagai jamur tidak lain hanyalah alat reproduksi yang dikenal sebagai tubuh buah, yang muncul hanya sewaktu-waktu (Wikipedia, 2011).
Bagi fungi, hifa memiliki peran yang sedikit banyak seperti akar dan daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa tumbuh menyebar ke dalam tubuh atau semua bagian organisme. Bentuk hifa yang halus memperluas permukaan kontak dengan substrat (objek makanannya). Hifa kemudian melepaskan enzim atau substansi lain (khususnya pada fungi yang hidup pada jaringan hidup) pada substrat agar kemudian dihasilkan senyawa-senyawa kimia tertentu (terutama karbohidrat). Hifa kemudian kembali menyerap senyawa-senyawa kimia ini untuk dimanfaatkannya dalam metabolisme internal.
Seberkas hifa adalah sel tunggal. Satu koloni hifa yang dapat dianggap kumpulan sel-sel raksasa pada umumnya berbentuk lingkaran dengan diameter beberapa centimeter. Hifa dahulu dipakai untuk membedakan kelas-kelas pada fungi. Fungi dengan hifa tidak bersekat (Phycomycetes, "jamur ganggang") dibedakan dari yang bersekat (Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes) (Wikipedia, 2011).



Daftar Pustaka

Mulyono, Arif A. 2011. Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays). [terhubung berkala] http://blog.djarumbeasiswaplus.org/arifagungmulyono/2011/12/26/ %E2%80%9Cmorfologi-tanaman-jagung-zea-mays-l%E2%80%9D/ ?wpmp switcher=mobile&wpmp_tp=1 [diakses tanggal 21 Maret 2012]

Wikipedia. 2011. Hifa. [terhubung berkala] http://id.wikipedia.org/wiki/Hifa [diakses tanggal 20 Maret 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger